Sebut saja namaku Sita. Aku adalah seorang cewek ABG yang tahun 2001 ini
genap berusia 17 tahun. Aku bersekolah di sebuah sekolah asrama
terkenal di kota M di Jawa Tengah. Kata teman-temanku sih aku cukup
manis dengan tubuh yang cukup bagus, dan itu dikatakan oleh hampir semua
temanku, baik cewek maupun teman cowokku. Memang sih aku merasa sangat
PD dengan ukuran dada 36C dan tinggi 167 cm.
Ceritaku bermula saat liburan kenaikan kelas 3 kemarin, yaitu saat aku
pulang kampung ke kota kelahiranku, Yogya. Di sana aku bertemu dengan
kawan lamaku yang bersekolah di sana, sebut saja namanya Kresna. Dua
tahun tak bertemu ternyata membuatnya banyak berubah. Kresna yang dulu
orangnya brengsek, sekarang menjadi terlihat menjadi lebih sopan dan
ramah sama teman-teman. Waktu kutanya salah seorang sahabatku yang
pernah dekat denganku dan kebetulan dia satu sekolah dengan Kresna, dia
berkata kalau Kresna memang sudah berubah sejak dia ditinggal cerai
orang tuanya. Berhubung dulunya aku pernah naksir sama Kresna, yah...
soalnya dia lumayan cakep untuk ukuran cowok, maka aku mencoba untuk
mendekatinya lagi, itung-itung kan kesempatan. Maka saat dia sedang
duduk sendiri pada salah satu acara reuni yang diadakan di rumah
temanku, Mira,aku mencoba ngobrol banyak dengan Kresna mulai dari cerita
semasa SMP sampai soal "apa yang telah membuat dia banyak berubah."
Eh... ternyata dianya terbuka sekali sama aku, terus terang aku juga
kaget saat mendengar cerita tentang keluarganya yang sungguh amburadul.
Kresna juga bercerita kalau selama ini yang bisa menghiburnya cuma
teman-temannya.
Malam itu, seusai acara reuni di rumah Mira, aku minta pulang diantar
Kresna dan dianya tidak menolak. Aku seneng sekali, ternyata ada juga
yang mau memperhatikanku.
Setelah sampai di rumah, aku langsung menuju kamar tidurku di kamar
depan. Aku suka kamar itu karena letaknya di sebelah kamar tamu dan dari
situ aku bisa melihat pintu gerbang, soalnya aku selalu ingin tahu
siapa saja yang datang. Tapi saat itu aku benar-benar berharap kalau
Kresna yang datang di malam minggu dan mengajakku jalan-jalan naik motor
sport-nya, dan cat kuningnya itu seperti warna kesukaanku.
Kudengar telepon kamarku berdering dan kuangkat, "Hallo? Siapa ya?"
begitu biasa kusapa lawan bicaraku di telepon. Dari seberang sana
kudengar suara seorang cowok yang sepertinya masih asing bagiku, "Hallo.
Ini Kresna, kamu Sita kan?" Begitu kudengar kalau Kresna yang telepon
rasanya aku seakan melayang. Sueeerrr dah.. Aku masih bingung kok dia
tahu nomor teleponku dan aku pun menanyakannya. Dia mengaku tahu nomerku
dari temannya, tapi dia tidak mau memberi tahu siapa. Tanpa ba..bi..bu
dia langsung mengajakku jalan-jalan malam minggu berikutnya. Entah
kenapa aku langsung mau tanpa berpikir panjang.
Singkat cerita, malam minggu berikutnya Kresna menjemputku jam 7 tepat
sesuai janjinya. Kami langsung berputa-putar kota dengan motor NSRR-nya
yang berwarna kuning tua itu. Saat memboncengnya itulah kuberanikan diri
untuk bersandar pada punggungnya yang bidang. Bahunya yang tampak kekar
sungguh membuat hatiku sangat berdebar-debar, belum lagi lengannya yang
kekar yang tampak jelas karena ia saat itu hanya mengenakan kaos ketat
dengan lengan pendek.
Setelah dinner di angkringan, dia mengajakku untuk ke tempat kost
temannya, dan herannya aku manut saja tanpa curiga apa-apa. Di kamar
kost temannya itu, dia menawariku secangkir teh hangat. Biar tidak
kedinginan, katanya. Pertama sich aku menolak, tapi akhirnya mau aja,
soalnya tidak enak karena dia sudah capek-capek masak air buat bikinin
aku teh.
Baru kuminum tiga perempatnya, kepalaku langsung puyeng nggak karuan.
Aku langsung ingin protes pada Kresna, tapi aku sudah nggak kuat
ngomong, apalagi gerak. Akhirnya aku langsung tidak ingat apa-apa lagi.
Begitu aku bisa membuka mata lagi, aku sudah dalam posisi terikat di
ranjang besi. Kedua tangan dan kedua kaki terikat dengan tali plastik
pada keempat sudut ranjang. Aku ingin berteriak, tapi kepalaku masih
puyeng dan mulutku juga sudah disumpal kain. Aku benar-benar tidak
mengira akan begini jadinya, Kresna yang selama ini kuanggap cowok baik
ternyata cuma menginginkan tubuhku saja.
Dengan tenang Kresna mengeluarkan sebilah cutter dari sakunya dan
langsung digunakannya untuk merobek bagian depan bajuku. Dengan wajah
tanpa dosa, langsung ditariknya kaosku hingga lepas. Aduh, Mak Nyak!!
Ternyata dia seorang pemerkosa yang cukup profesional. Sungguh aku
terkejut mengetahui hal ini. Dengan malu-malu aku pura-pura tertidur
lagi, tapi ternyata dia lebih cerdik. Dia menggelitikiku dengan
cutternya sehingga aku merasa sakit. Namun lama-lama aku pun menjadi
tidak tahan ketika Kresna meremas kedua payudaraku dengan kakinya. Saat
aku baru mencapai puncaknya, tiba-tiba aku mencium sesuatu yang bau dari
kakinya. Terus terang aku merasa terganggu namun karena mulutku
disumbat maka aku pun diam saja. Kulihat dia sadar akan kekurangannya
itu dan segera keluar untuk mencuci kaki.
Setelah masuk kamar, dia melepas kaos oblong dan celana jeansnya,
menyisakan celana dalam Hings yang sudah bolong di sana-sini. Dengan
cutternya ia berusaha memutuskan tali braku tapi rupanya cutter saja tak
cukup kuat, sehingga ia mengambil gunting rumput besar dari laci meja
lalu mencoba menggunakannya untuk memutuskan tali braku, tapi tetap tali
itu belum mau putus. Setelah lama mencoba, ia pun menyerah lalu ia pun
membukanya dengan cara biasa.
Setelah bra-ku terlepas dan buah dadaku telanjang, Kresna langsung diam
tak berkedip dan kulihat ia pun mulai mimisan. Tapi dia tidak
menyadarinya, sehingga dia tetap nekat menempelkan wajahnya di
tengah-tengah payudaraku, dia mulai melancarkan beberapa gigitan kecil
pada puting payudaraku. Aku tak mampu menahan geli dan rasa nikmat yang
bersamaan, sehingga aku menahan tawa dan desah secara bergantian.
Melihat hal itu dia bukannya kasihan tapi malah semakin bersemangat
melancarkan serangan-serangan berikutnya.
Kulihat ia semakin tidak sabar melakukan penetrasi terhadapku, kelihatan
dari caranya membuka reitsleting celanaku dengan tergesa-gesa. Setelah
berhasil, ia justru semakin bingung karena di balik celanaku telah
terpasang celana dalam kulit yang dilengkapi dengan kode pengaman.
Celana itu sebenarnya adalah Pengaman Anti Pemerkosaan milik kakak
perempuanku. Kakak perempuanku baru saja membelinya siang tadi sehingga
belum menyetel nomer sandinya, masih 000. Tanpa pikir panjang Kresna
mencoba menariknya, tapi gagal. Ia mencoba memotongnya dengan cutter,
gagal. Ia mencoba memotong dengan gunting rumput, gagal. Dengan bermandi
keringat, ia mengenakan celana panjangnya lalu keluar kamar.
Sesaat kemudian ia kembali dengan seorang temannya yang membawa sebuah
gergaji. Ia lalu mencoba memutuskan pengamanku dengan gergaji kayu itu,
tapi tetap gagal. Aku hanya berdoa semoga mereka segera menyerah, tapi
temen Kresna malah iseng memencet tombol pembuka. Karuan saja kuncinya
yang masih terpasang 000 langsung terbuka. Hal itu membuatku semakin
pasrah dan sebaliknya,mereka ketawa senang sampai berjingkrak-jingkrak
segala.
Melihat kemaluanku yang begitu terawat, Kresna dan temannya saling
berebut untuk menjamahnya duluan. Maka setelah "suit" ternyata Kresna
yang menang dan temannya itu menunggu di luar. Aku masih bisa melihat
"konaknya" Kresna yang sudah tidak tertahankan lagi. Entah liat dari
film BF atau dari mana dia mulai menjilati kemaluanku, dan aku mulai
tidak tahan sehingga kakiku mulai menendang-nendang dengan buas hingga
ranjang yang kami tempati mulai bergoyang kesana kemari. Namun dia tetap
kalem dan tidak merasa terganggu atas tingkahku tadi. Sebentar-sebentar
dia melihat wajahku dan karena itulah secara tak sengaja dia menggigit
bulu kemaluanku sehingga menyelip diantara giginya. Kulihat dia cukup
kerepotan untuk mengambil dengan kukunya, maka dia mulai mencari tusuk
gigi dan akhirnya berhasil juga bulu itu keluar dari sela giginya.
Setelah menurutnya pemanasannya cukup, ia melepas celana dalamnya,
memperlihatkan penis yang kurus panjang dengan bulu lebat yang disemir
pirang dan dikepang dua. Tanpa aba-aba dia langsung mendorongkan
burungnya itu dengan susah payah, tapi aku bahkan tak merasa apa pun.
Namun demikian, Kresna masih tampak bersemangat menggerakkan pantatnya
maju-mundur. Ketika ia melihat ke bawah, ia terkejut karena ia ternyata
salah memasukkan burungnya ke dalam lubang di kasur. Ia pun buru-buru
menariknya keluar dengan susah payah, lalu langsung mengarahkannya ke
sasaran yang tepat, kemaluanku. Dengan sekali hujam, penisnya langsung
menembus selaput darakuhingga terasa darah mengalir di kemaluanku.
Melihat aku masih perawan, Kresna semakinbersemangat menggerakkan
pinggulnya. Hanya selang semenit kemudian ia sudah merem melek, lalu
terasa cairan hangat menyembur dalam liang wanitaku. Entah kenapa
secepat itu, mungkin terlalu lama pemanasan dengan kasur.
Kulihat Kresna bergegas memakai bajunya dan tak lupa celana dalam serta
celana jeansnya, setelah itu dia keluar dari kamar. Dari dalam kamar aku
bisa mendengar suara beberapa orang berbicara, aku masih takut dan
kesakitan atas apa yang baru saja kualami tadi bersama Kresna, aku cuma
bisa berharap semoga kejadian tadi tidak terjadi lagi padaku, namun
entah mengapa aku masih merasa nafsu seksku kurang terpuaskan.
Tiba-tiba pintu dibuka dan masuklah teman Kresna yang meminjamkan
gergaji kayu tadi, namunitu pun belum cukup karena di belakangnya masih
berdiri beberapa oarang lagi. Kemudianaku mulai menghitungnya, satu..
dua... tiga... dan ya ampun!, ternyata ada tujuh termasuk teman Kresna
yang tadi. Ternyata mereka lebih tahu apa yang harus dilakukan terhadap
cewek sepertiku. Mereka mulai bertelanjang bulat dan pakaiannya
berhamburan di mana-mana. Kamar itu menjadi mulai panas sehingga
keringatku semakin banyak menetes. Salah seorang diantaranya membuka
sumbat mulutku, namun segera menyumbatku lagi dengan batang kemaluannya
yang cukup besar hingga aku menjadi tersedak. Aku merasakan ada yang
bergerak di dalam kemaluanku, ternyata ada yang memasukkan batang
kemaluannya juga di kemaluanku itu. Sepasang payudaraku juga tidak
terlewatkan oleh mereka, ada yang mengulum sebelah kiri dan ada yang
memainkan lidahnya di puting payudara kananku. Ada seorang yang
melepaskan ikatan kakiku dan aku senang sekali. Ternyata aku terlalu
cepat senang karena ternyata dia ingin memasukkan penisnya ke dalam
anusku, dan yang masih menunggu giliran mencoba untuk menggerayangi
tubuhku sambil mencoba mengocok batang kemaluannya sendiri.
Dengan penuh nafsu berahi, mereka bertujuh bergantian memasukkan
kemaluan mereka yang beraneka bentuk dan ukuran ke penjuru lubang di
tubuhku, mulai dari kemaluan, anus, mulut bahkan sampai pusar dan
telingaku pun sempat tersembur sperma mereka.
Setelah bertarung beberapa ronde akhirnya mereka pun satu persatu jatuh
tertidur di samping ranjang dengan rasa lelah namun puas. Setelah hari
hampir menjelang pagi, Kresna masuk kembali ke kamar lalu dengan
tenangnya membersihkan tubuhku, melepaskan ikatanku lalu membantuku
memakai pakaianku. Lagi-lagi aku manut saja padanya, kali ini karena
shock dan rasa sakit yang menyerangku. Setelah itu ia mengantarku
pulang, dan di depan rumahku tak lupa ia memberi ciuman perpisahan yang
mesra di pipi dan keningku.
Sekarang aku sudah kembali bersekolah di asrama ini sebagai siswi yang rajin dan baik, tanpa seorangpun tahu pengalamanku ini
No comments:
Post a Comment