Berikut ini ada kisahku bersama seorang pelacur yang tidak bisa 
kulupakan selamanya. Sebagai perkenalan, saya adalah seorang pemuda yang
 mempunyai wajah yang tampan, berkulit putih dan banyak wanita yang 
mencoba mendekati saya, namun saya belum bisa menerima para wanita itu 
sebagai teman istimewa, dan saya tidak mau memanfaatkan mereka hanya 
untuk iseng saja.
Tetapi sebagai lelaki normal tentu saya mempunyai kebutuhan biologis 
yang tidak bisa saya pungkiri, dan saya tidak mau pada saat menikah 
nanti saya tidak mempunyai pengalaman apapun di atas tempat tidur. Belum
 lama ini akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke tempat yangmenyediakan
 wanita.
Suatu hari di bulan Februari 2001 hujan turun rintik-rintik, dan 
matahari tidak muncul seharian. Kaki saya melangkah masuk ke salah satu 
diskotik yang lumayan terkenal di Jakarta. Hari ini adalah untuk kedua 
kalinya saya melangkahkan kaki saya ke tempat ini.
Begitu masuk, saya langsung naik ke lantai 2 diskotik tersebut. Di sana 
saya melihat ada beberapa pria sedang duduk di sofa sambil merokok. 
Mungkin sedang menunggu wanita langganannya. Seorang bartender menyapa 
saya dengan ramah, "Haloo Boss, mau yang mana nich.." Saya lalu melihat 
foto-foto yang ada di meja, saya akhirnya minta bantuan bartender itu 
untuk memilihkan untuk saya, karena foto yang ada begitu banyak. Lalu 
bartender itu bertanya, "Sukanya yang besar apa yang kecil?" tanyanya 
ramah. Saya agak bingung juga menjawabnya. Akhirnya saya minta yang 
sedang-sedang saja. Lalu ia menunjuk satu foto sambil berkata, "Ini 
orangnya baik sekali, service-nya juga bagus," dan saya langsung 
menyetujuinya.
Di belakang meja terdapat 2 orang wanita cantik, salah seorang dari 
mereka sambil memberikan kunci ke bartender yang akan mengantarkan saya,
 terus menyanyikan lirik lagu dari Sephia, "...Selamat tidur kekasih 
gelapkuuu..." secara berulang-ulang. Saya bisa merasakan bahwa lagu itu 
ditujukan untuk menggodaku. Mungkin ia heran mengapa orang seperti saya 
harus datang ke tempat itu, sedangkan mungkin banyak wanita yang 
bersedia tidur denganku tanpa dibayar. Lalu saya diantar ke satu kamar 
sambil diberikan pengaman, di kamar tersebut belum ada siapa-siapa.
Setelah menunggu 5 menit, terdengar suara ketukan di pintu. Saat saya 
membuka pintu terlihat seorang wanita muda yang sangat manis berumur 
sekitar 20 tahun. Lalu saya menyalaminya, dan ia pun menyebutkan namanya
 Win. Lalu ia duduk di ranjang sedangkan saya di kursi. Saya coba 
mengajaknya ngobrol. Ia menceritakan bahwa ia berasal dari sebuah tempat
 di Jawa. Dari pembicaraannya, saya mengetahui bahwa di tempat tersebut 
ada lebih dari 300 wanita. Dalam hati saya berpikir betapa kerasnya 
persaingan di sini. Dari cara bicaranya saya tahu bahwa Win bukanlah 
orang yang berpendidikan. Suaranya sangat lirih bahkan saya 
kadang-kadang hampir tidak mendengar apa yang diucapkannya. Pandangan 
matanya sulit untuk dilukiskan, mungkin sudah terlalu banyak cerita 
pahit terlukis di sana dalam usianya yang masih muda itu. Dari cara 
bicaranya saya tahu bahwa Win mempunyai hati yang soft and very kind.
Setelah kami ngobrol agak lama, kemudian ia berkata, "Kok bajunya nggak 
di lepas, malu ya?" katanya dengan tersenyum. "Ah nggak kok," elak saya,
 padahal saya memang tidak tahu bagaimana harus memulai, karena ini 
adalah pengalaman saya yang ketiga bercinta dengan seorang wanita. Saya 
lalu melepaskan baju saya. Bersamaan dengan saya melepaskan baju, saya 
lihat Win pun mulai melepaskan pakaiannya satu-persatu hingga tubuhnya 
tidak ditutupi sehelai benang pun. Sekarang terlihat di hadapan saya 
tubuh mulus dari seorang wanita yang siap untuk dibelai olehku.
Berbekal adegan-adegan yang saya lihat di Blue Film, dan dari 2 
pengalaman terdahulu, saya mulai mencumbunya. Saya memintanya untuk 
duduk di pangkuanku, sehingga pantatnya menekan kemaluanku yang lumayan 
besar dengan keras dan saya pun mulai meremas dan menjilati kedua 
payudaranya yang tidak begitu besar, namun sangat padat dan kenyal. 
Selama itu Win juga terus menggerak-gerakan pantatnya menggesek 
kemaluanku. Saya merasakan betapa enaknya saat penisku sesekali bertemu 
dengan vagina Win yang hangat. Ingin rasanya saya memasukan penisku saat
 itujuga ke dalam vaginanya, namun bisa kutahan, karena saya tidak mau 
hasratku menjadi menurun sebelum saya selesai menjelajahi setiap lekuk 
tubuhnya. Sehingga saya tetap bertahan sambil berkonsentrasi di kedua 
payudaranya yang benar-benar sempurna bagiku.
Setelah beberapa lama lalu Win berkata, "Pindah ke tempat tidur aja yuk,
 nanti kamu kecapean.." Saya pun mengiyakannya lalu kami pindah ke 
tempat tidur. Ia lalu membaringkan tubuhnya yang polos itu di tempat 
tidur dengan kedua pahanya terentang lebar memperlihatkan alat 
kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Lalu saya naik ke atas dan
 menindih tubuh Win dan bisa saya rasakan betapa halus kulit tubuhnya, 
begitu merasakan halusnya tubuh Win, penisku menjadi makin tegang dan 
saya bisa merasakan betapa kerasnya tekanan di sekitar kepalapenisku 
yang makin membesar seakan ingin meledak. Saya mulai mendekap tubuh Win 
dengan kuat sambil menggesekan tubuh dan kemaluanku ke tubuhnya. Win 
juga balas memeluk saya dengan kuat. Kedua pahanya menjepit pahaku 
dengan kuat sekali. Saat itu pikiranku benar-benar melayang entah 
kemana, kulit tubuh Win benar-benar halus dan licin, belum pernah saya 
menyentuh benda sehalus kulitnya.
Sambil terus menindihnya, kedua tangan saya kembali meremas-remas kedua 
payudaranya dan mulut saya menghisap payudaranya dan lidah saya 
menjilati kedua putingnya. Kadang-kadang tangan saya berpindah memegang 
dan meremas pantat Win yang bulat dan padat dengan kuat. Entah berapa 
lama kami bergulingan dan berpelukan seperti itu, namun saya benar-benar
 menikmati kulit tubuhnya yang halus. Sesekali saya dengar desahan nafas
 yang memburu darinya. Lalu dari kedua payudaranya saya mulai turun ke 
bawah dengan terus menciumi dan menjilati perut dan pahanya sambil mata 
saya memandangi vaginanya. Terus terang baru pertama kali ini saya 
melihat vagina wanita dengan begitu dekat dan terbuka, pada pengalaman 
terdahulu saya tidak sempat melihatnya karena terlalu terburu-buru. Saya
 tidak akan melewatkannya kali ini.
Saya coba untuk membuka vaginanya dengan kedua jari saya. Terlihat 
sebuah liang berwarna merah muda. Lalu saya memasukan jari tangan saya 
ke dalamnya. Ternyata vaginanya masih sangat rapat. Saya bisa merasakan 
jari tangan saya seperti terjepit di dalamnya. Rasanya hangat dan 
bergetar lembut, namun saya tidak memainkan jari tangan saya terlalu 
lama di sana, karena saya khawatir melukai alat kewanitaannya yang 
begitu lembut.
Kemudian saya mencoba menjilati vaginanya seperti di film BF yang pernah
 saya tonton. Lidah saya bergerak dengan cepat di vaginanya. Tidak 
tercium bau amis di vaginanya, malah ada kesan harum. Ternyata aksi saya
 itu cukup lumayan juga untuk seorang pemula, walaupun hanya berbekal 
adegan yang saya lihat di film. Begitu lidah saya menyentuh vaginanya, 
kedua pahanya langsung menjepit keras kepala dan wajah saya. Saya sih 
merasa keenakan juga karena pahanya terasa lembut sekali.
Kemudian vaginanya ditekan sekeras-kerasnya ke wajah saya sehingga saya 
agak kelabakan juga. Tubuhnya juga melengkung ke atas, dan kepalanya 
bergerak ke kiri dan ke kanan dengan nafas yang sangat kencang. Akhirnya
 ia menarik kepala saya ke atas dan meminta saya memasukan penisku yang 
sudah tegang sekali ke dalam vaginanya. Lalu saya pun memasukan 
kemaluanku yang lumayan panjang dan besar ke dalam vaginanya. Sambil 
memeluk tubuhnya yang halus kuat-kuat dan menekan tubuh saya ke 
payudaranya yang indah itu, saya mulai menaik-turunkan pantat saya, dan 
penis saya terjepit dengan kuat sekali di vaginanya. Alat kelamin saya 
meluncur masuk keluar dari vaginanya. Selama itu terdengar suara yang 
dihasilkan oleh pertemuan kedua alat kemaluan kami. Saat itu saya tidak 
melihat bagaimana ekspresi dari Win, sebab saat itu saya sudah terlalu 
sibuk dengan sensasi yang saya rasakan di seluruh tubuhku. Saya hanya 
bisa membenamkan seluruh wajah saya ke payudaranya.
Cukup lama saya menggenjot vagina Win sampai saya merasa lelah juga. 
Setelah penantian yang panjang akhirnya saya mencapai puncaknya. Terasa 
seluruh tubuhku bergetar seolah tidak mempunyai tulang lagi, karena saya
 memakai pengaman, Win tidak tahu kalau saya sudah keluar. Dia mungkin 
mengira saya kelelahan, karena saya lihat nafasnya masih keras, makanya 
saya tetap genjot sampai akhirnya tubuhnya tersentak kuat tanda ia juga 
sudah keluar, baru saya hentikan. Setelah itu saya membersihkan diri, 
dari kaca saya lihat ia terbaring dengan memejamkan matanya. Saya tidak 
tahu apakah ia terlalu lelah atau menikmati apa yang barusan kami 
lakukan.
Setelah saya selesai membersihkan diri, lalu saya duduk di sebelahnya. 
Saya lihat dia tersenyum ke arahku, lalu ia pun membersihkan dirinya. 
Setelah selesai, ia berkata sambil tersenyum ke arahku, "Udah selesai 
kan?, sekarang pulang ya!" katanya menggoda. Mungkin karena ia 
menganggapku masih lebih muda darinya. Tapi saya malah berkata, "Boleh 
sekali lagi nggak?"Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum, 
ia lalu merebahkan tubuhnya kembali ke tempat tidur, dan kali ini saya 
berkonsentrasi pada payudaranya yang sangat padat itu. Saya saat itu 
bertekad untuk menikmati sepuasnya kedua payudaranya, agar tidak ada 
penyesalan nantinya. Bentuk payudaranya hampir sama dengan bintang BF 
asia yang pernah saya tonton. Bentuknya bulat kencang menjulang ke atas 
tidak turun, dan putingnya juga masih berwarna merah muda dan mungil. 
Saya mulai lagi memainkan lidah saya di payudaranya bergantian ke 
payudara yang kiri dan kanan.
Permainan lidah ini saya peroleh pada pengalaman saya yang kedua, di 
mana pada saat itu saya benar-benar menjadi objek dari seorang wanita di
 sebuah kompleks Jakarta Pusat. Saat itu sekujur tubuh saya dan kemaluan
 saya menjadi objek permainan lidah dari seorang wanita yang benar-benar
 ahli dan profesional sehingga pada pengalaman saya yang kedua itu, 
bukan saya yang mempermak wanita, tapi malah saya yang dipermak 
habis-habisan. Saat itu malah saya sudah mengeluarkan sperma terlebih 
dahulu sebelum sempat memasukan penis saya ke vaginanya, saking 
dahsyatnya permainan lidahnya. Untung saya saat ini masih muda sehingga 
saya tidak langsung lemas setelah keluar 1 atau 2 kali.
Sekarang tehnik permainan lidah itu saya coba praktekan ke Win. Sambil 
terus memainkan lidah saya di payudaranya, tangan saya juga terus 
mengusap dan meremas-remas payudaranya, sesekali saya mengisap 
payudaranya dengan keras, dan kadang-kadang saya menggigit payudaranya 
dengan lembut. Kadang-kadang saya mengisap payudaranya begitu keras 
sampai seakan-akan semua payudaranya ingin saya masukan ke mulut. Makin 
lama saya bermain di payudaranya, Win yang semula tenang, makin lama 
makin gelisah, tubuhnya bergerak liar ke kiri dan ke kanan, terus 
tubuhnya makin ditempelkan dan digesekan dengan keras ke tubuhku, dan 
vaginanya di gesek-gesekan ke alat vital saya. Saya mendengar nafasnya 
sangat keras dan terdengar desahan dari mulutnya. Karena mendengar nafas
 Win yang semakin memburu sambil terus meremas-remas payudaranya dan 
menggesekan tubuh dan kemaluanku ke tubuhnya.
Saya mencoba untuk melihat wajahnya. Begitu melihat wajahnya, saya 
sempat terpaku. Saya sempat terpana di buatnya. Terus terang saya sudah 
banyak bertemu dengan wanita-wanita cantik, namun baru kali ini saya 
melihat sebuah wajah yang sangat menakjubkan. Apa yang saya lihat saat 
itu adalah pemandangan yang sangat indah yang mungkin tidak akan pernah 
bisa saya lupakan. Di depan saya terlihat sebuah wajah wanita yang 
begitu cantik, anggun, damai, dengan kedua mata terpejam, dagunya agak 
terangkat ke atas sehingga terlihat jelas lehernya yang jenjang dengan 
seuntai kalung di lehernya. Tergambar jelas di wajahnya betapa ia begitu
 bahagia. Benar-benar pemandangan yang sangat sempurna dan sukar 
dilukiskan. Mungkin saat itu saya benar-benar telah merasakan cinta 
sesaat. Ingin rasanya saat itu saya mengecup bibirnya yang mungil itu, 
namun saya takut akan menghilangkan pemandangan yang mungkinkah akan 
bisa menyaksikannya lagi dari wanita lain. Sayang sekali saya tidak bisa
 melihatnya terlalu lama karena ia keburu meminta saya kembali untuk 
memasukan penis saya ke vaginanya.
Akhirnya saya kembali untuk kedua kalinya memasukan penis saya ke 
vaginanya, dan kali ini kami lebih liar dari yang pertama, apalagi saya 
sudah mengeluarkan sperma sekali, maka untuk yang kedua ini saya lebih 
kuat dan tahan lama dan saya lihat Win pun gerakannya lebih liar dari 
yangpertama kali, sekali ini dia malah berteriak kecil agak ditahan.
Setelah saya menggenjot vagina Win dan tidak terhitung berapa kali kami 
bergulingan berganti posisi, kadang dia di bawah, kadang saya di atas. 
Akhirnya saya kembali mencapai puncaknya dan kali ini rasanya lebih 
dahsyat dari yang pertama. Namun saya tahu Win belum mencapai orgasme, 
tapi ia lalu minta ganti posisi, ia minta duduk di atas, begitu saya 
mencabut penis saya, terlihat bahwa sperma saya sudah keluar dan 
terkumpul di pengaman, tapi saya tetap memintanya untuk menggenjot dari 
atas, dia sempat menanyakan pada saya, "Masih kuat nggak?" Dengan wajah 
yakin saya bilang, "Masih.." Dan memang saat itu penis saya masih 
berdiri tegak, dan belum loyo, hanya saya tidak tahu apakah masih ada 
sperma yang tersisa. Lalu Win mulai menaik-turunkan pantatnya dengan 
cepat, sedangkan saya hanya berbaring santai saja menikmati apa yang 
masih saya nikmati, sampai akhirnya Win berteriak lirih dan mencapai 
orgasme, namun saya sendiri tidak berhasil mencapai orgasme saya yang 
ketiga, karena saya tahu untuk mencapai yang ketiga akan dibutuhkan 
waktu lebih lama lagi buat saya dan saya rasa waktu yang disediakan 
mungkin tidak cukup, maka setelah Win mencapai orgasme yang ketiga, 
akhirnya saya membersihkan diri, dan Win juga. Lalu saya menunggu dia 
berpakaian baru saya mengenakan pakaian saya. Lalu saya memberikan 
bayarannya dan kembali menyalaminya sambil mengucapkan terima kasih. Dia
 juga mengucapkan terima kasih pada saya dengan kembali tersenyum manis.
Saya melihat wajahnya lekat-lekat untuk yang terakhir kalinya sebelum 
saya keluar dari kamar dan diskotik itu untuk kembali menjalani hidup 
sehari-hari yang penuh dengan tantangan dan tekanan, kembali bergelut 
dengan komputer.
Entah kapan saya akan bertemu lagi dengan Win karena setelah hubungan 
saya dengan Win tersebut, saya bertekad bahwa Win adalah wanita terakhir
 yang pernah bercinta dengan saya selain Istri saya. Saya tidak akan 
mengunjungi tempat pelacuran selama-lamanya karena saya sudah 
mendapatkan apa yang perlu saya ketahui sebagai seorang lelaki dewasa. 
Saya hanya berharap mudah-mudahan istri saya nanti bisa memberikan 
seperti apa yang saya rasakan bersama Win. Dan nantinya saya bisa 
bertemu dengan Win dalam kondisi yang lebih baik bukan sebagai seorang 
pelacur dan pelanggannya. Tetapi sebagai seorang sahabat.

No comments:
Post a Comment