Vivi tidak bisa menerima sikap dan tindakan Ardi akhir-akhir ini yang ia
lihat sudah melupakan dan membiarkan keluarganya. Tindakan ini dilihat
Vivi saat Ardi akan pergi ke luar kota untuk meninjau perusahaannya di
kota lain. Vivi menduga pasti Ardi telah melakukan suatu perselingkuhan
dan menyeleweng dikarenakan Ardi tidak lagi memberikan nafkah batin
untuk Vivi, sedangkan Ardi selalu pergi ke luar kota setiap minggu
dengan begitu hubungan seks-nya dengan istrinya pasti tersalur, sedang
saat ini Ardi telah lupa akan kewajibannya. Siapa wanita yang telah
merebut Ardi dari tangannya, Vivi tidak mengetahui. Oleh sebab itu Vivi
sering merenung dan berpikir apakah selama ini ia tidak melayani
kebutuhan dan kesenangan suaminya, namun semua itu ia rasa tidak mungkin
dan sepengetahuannya ia selalu melayani dan melaksanakan kesenangan dan
kesukaan suaminya. Sedang kalau ia lihat bentuk tubuhnya yang mungkin
telah berubah? namun ia sadari tidak mungkin juga, Vivi menyadari ia dan
Ardi telah berumah tangga kurang lebih 6 tahun dan dikaruniai 2 orang
anak yang paling besar berumur 5 tahun, mustahil bentuk tubuhnya akan
menyebabkan Ardi berpaling.
Di depan cermin sering Vivi mengamati tubuhnya, ia pun rajin senam dan
melangsingkan tubuhnya, namun apa gerangan Ardi berubah dan tidak mau
menjamahnya? Secara fisik Vivi memang seorang ibu rumah tangga yang
telah beranak dua, namun jika melihat tubuh dan kulitnya banyak membuat
gadis yang iri karena bentuk tubuhnya amat serasi dan menggiurkan setiap
lelaki yang menatapnya. Umur Vivi baru 32 tahun, di saat itu ia butuh
pelampiasan birahi jika malam hari menjelang, namun sikap Ardi telah
membuatnya menjadi tidak percaya diri. Atas saran teman karibnya yang
juga ibu rumah tangga dan wanita karir, maka Vivi disarankan untuk
meminta tolong pada seorang dukun sakti yang bisa mengembalikan suami
dan membuat Ardi bertekuk lutut kembali. Ini telah lama di coba Lusi,
dulunya suaminya juga menyeleweng. Namun atas bantuan dukun itu suaminya
telah melupakan wanita simpanannya.
Dengan saran dan nasehat dari karibnya itu Vivi memberanikan diri untuk
datang ke tempat dukun itu walaupun jaraknya agak jauh kurang lebih 2
jam perjalanan dengan mobilnya. Dengan bantuan Lusi, Vivi mengemudikan
Balenonya ke tempat dukun itu. Mereka berangkat pagi harinya. Sesampai
di gubuk dukun yang memang terpencil di sebuah kampung itu, Vivi
memarkirkan mobilnya di samping gubuk itu. Lalu Lusi mengetuk pintu
gubuk itu dan dengan adanya sahutan dari dalam mempersilakan mereka
berdua masuk, di dalam telah ada dukun itu yang duduk dengan sambil
menghisap rokoknya.
"Ooo... Bu Lusi? ada apa Bu? ada yang bisa saya bantu?" dukun itu berbasa basi.
"Eee... ini Mbah, teman saya ini ada masalah dengan suaminya, namun ia ingin suaminya seperti sedia kala lagi..." jawab Lusi.
Lalu Lusi memperkenalkan sang dukun yang bernama Mbah Dudu itu kepada
Vivi. Sambil berjabat tangan Mbah Dudu mempersilakan kedua wanita itu
untuk duduk bersila di lantai gubuknya itu. Sepintas Vivi merasa agak
risih dari mulai ia memasuki gubuk itu. Ada perasaan tidak enak namun
karena keinginannya mengembalikan suaminya ia tidak mengambil pusing
semuanya. Tanpa ia sadari dari saat ia masuk dan bersalaman dengan Vivi
mata mbah dukun itu tidak henti-hentinya memandang ke arah Vivi. Lalu ia
memanggil Vivi untuk maju selangkah ke arahnya, dan Vivi diperintahkan
untuk memasukkan tangannya ke dalam wajan yang berisi air kembang, lalu
Mbah Dudu membakar menyan dan membaca mantranya.
Tidak berapa lama kemudian ia buka matanya dan berkata bahwa mata hati
suaminya telah dipengaruhi oleh wanita simpanan Ardi dan membuat Ardi
melupakan keluarganya. Atas saran mbah dukun supaya Ardi kembali maka
Vivi harus memakai jimat yang akan dibuatkannya, asal Vivi mau menjalani
syarat-syaratnya dan itu semua terpulang kepada Vivi. Karena besarnya
keinginan agar Ardi kembali, maka Vivi menyanggupi segala
syarat-syaratnya. Setelah itu sang dukun berkata bahwa besoknya Vivi
akan mendapatkan jimat itu dan akan dipasangkan ke tubuh Vivi dan akan
dibuatkan malam ini. Mbah Dudu adalah lelaki asal Nias yang telah lama
memiliki ilmu yang amat sakti. Tidak sedikit orang yang telah
dibantunya. Mbah Dudu tinggal seorang diri di gubuk itu dan tidak
memiliki istri. Umurnya telah beranjak tua yaitu 70 tahun namun fisik
dan sosoknya tidak menggambarkan ketuaan. Selanjutnya Vivi minta diri
dan menitipkan amlop untuk memenuhi syarat-syaratnya, dan berjanji besok
akan datang. Lalu Lusi minta diri kepada Mbah Dudu, lalu mereka pulang
ke rumah dan besok Vivi harus mengambil jimatnya.
Besok hari yang telah ditentukan, Vivi minta Lusi membantu menemaninya
ke tempat dukun itu, namun karena adanya kesibukan di kantornya maka
Lusi tidak dapat menemani. Dan berangkatlah Vivi mengendarai Balenonya
seorang diri ke tempat dukun itu. Lebih kurang 1,5 jam perjalanan Vivi,
sampailah di gubuk itu dan memarkirkan mobilnya di samping gubuk,
sedangkan hari saat itu telah mendung dan berangin sepertinya hari akan
hujan. Lalu Vivi mengetuk pintu gubuk dan kemudian pintu itu dibuka Dudu
dari dalam dan mempersilakan masuk. Lalu Vivi masuk ke gubuk dan duduk
di lantai. Lalu Mbah Dudu meminta Vivi untuk langsung ke depan dan
menerima saran dan cara-cara memakai jimat itu. Vivi diharuskan untuk
berbaring dan memakai kain sarung lalu menelentangkan diri, karena jimat
itu akan dipasangkan pada tubuh Vivi yang biasa di sentuh suaminya.
Lalu Vivi minta ijin untuk memakai sarung yang dipinjamkan sang dukun di
kamar yang telah tersedia.
Dalam kamar itu, hanya ada satu dipan kayu yang telah lama dan saat itu
Vivi membuka seluruh pakaianya, sedang BH dan CD-nya tetap terpasang
pada tubuhnya. Sesaat kemudian sang dukun memasuki kamar itu dan minta
Vivi berbaring di dipan itu. Vivi menuruti kata dukun itu, lalu Mbah
Dudu memulai melakukan aktifitasnya dengan memasangkan cairan jimat itu
mula-mula ke kulit muka Vivi lalu turun ke leher jenjang dan ke dada
yang masih tertutup BH. Sesampai pada dada Vivi sang dukun menyadari
adanya getaran birahinya mulai datang dan lalu di sekitar dada Vivi ia
oleskan cairan itu, tangan sang dukun masuk ke dalam dada yang
terbungkus BH. Di dalam BH itu tangan Dudu memilin dan memilintir puting
susu Vivi, dengan cara itu Vivi secara naluri seksnya terbangkit dan
membiarkan tindakan sang dukun yang memang kelewatan dari tugasnya itu,
Vivi hanya diam. Lalu sang dukun membuka pengait BH Vivi dan melemparkan
BH itu ke sudut kaki dipan itu dan terpampanglah sepasang dada montok
yang putih mulus kemerahan karena gairah yang dipancing Mbah Dudu itu.
Di sekitar dada itu sang dukun mengoleskan jimatnya berulang-ulang
sampai Vivi merasa tidak kuat menahan nafsunya. Lalu sang dukun
tangannya turun ke perut dan ke selangkangan Vivi. Di situ tangan sang
dukun memasuki selangkangan Vivi, tindakan ini membuat Vivi protes,
"Jangan! saya mau diapakan Mbah?" tanyanya.
"Ooo... ini adalah pengobatannya, Lusi pun dulunya begini juga," jawab
mbah dukun sambil mengatur nafasnya yang terasa sesak menahan gejolak
nafsu.
Di lubang kemaluan Vivi, jari tangan sang dukun terus mengorek-ngorek
isi kemaluan Vivi sehingga Vivi merasakan ia akan menumpahkan air
surgawinya saat itu. Sambil membuka kain sarung yang melilit tubuh Vivi
sang dukun lalu menurunkan CD yang menutup lubang kemaluan Vivi itu.
Lalu ia letakkan CD Vivi di samping dipan yang beralaskan bludu usang
itu. Sesaat kemudian Vivi telah telanjang bulat dan jari tangan sang
dukun tidak henti-hentinya beraksi di sekitar daerah sensitif tubuh
Vivi. Sedang jimatnya telah dioleskan pada seluruh bagian-bagian tubuh
Vivi.
Lalu tibalah saat untuk memasukkan keampuhan jimatnya, maka sang dukun
minta kepada Vivi untuk mau bersengggama karena jimat itu tidak akan
bisa dipakai jika Vivi tidak melakukan senggama dengan dukun itu. Karena
Vivi telah merasa kepalang basah dan ingin niatnya kesampaian maka ia
ijinkan sang dukun melakukan persenggamaan. Lalu tangan sang dukun
membuka paha Vivi yang mulus terawat itu. Lalu ia buka lubang kemaluan
Vivi dengan tangannya dan memainkan klitoris Vivi dan kembali Vivi
histeris ingin dituntaskan nafsu yang telah sampai di kepalanya,
ditambah telah beberapa bulan tidak berhubungan seks dengan suaminya.
Mbah dukun yang telah sama-sama-sama bugil dengan Vivi lalu memasukkan
batang kemaluannya yang cukup besar itu dan kuat ke dalam lubang
kemaluan Vivi yang telah dibasahi air kewanitaan Vivi yang tampaknya
siap untuk melakukan penetrasi ke dalam lubang kemaluan yang telah basah
itu. Setelah dipaksakan agak keras lalu batang kemaluan yang tegak
menantang masuk seluruhnya ke dalam lubang kemaluan Vivi, dan Mbah Dudu
melakukan gerakan maju mundur, sedang tangannya tidak henti-hentinya
memilin dan menekan pinggul padat Vivi itu. Buah dada Vivi tidak luput
dari jelajahan tangan sang dukun.
Lebih kurang 30 menit lubang kemaluan Vivi digenjot dengan paksa lalu
sang dukun barulah sampai klimaks dengan menumpahkan air maninya ke
dalam lubang kemaluan itu sebanyak-banyaknya. Sedangkan air yang keluar
dari lubang kemaluan Vivi itu ia oleskan ke lidah Vivi untuk kasiat
bahwa Vivi tidak bisa dilupakan suaminya. Dalam persenggamaan itu Vivi
sempat orgasme 3 kali, itu pun saat ia terengah-engah di saat batang
kemaluan sang dukun mengaduk-aduk isi kemaluanya tadi. Sejam kemudian
barulah permainan itu selesai setelah sang dukun minta permainan
dilakukan 2 kali. Setelah itu Vivi minta diri pulang dan membawa yang
akan ia pakaikan di rumahnya saat mandi. Mbah dukun mengatakan ada jimat
yang akan dipasang di dalam kamar Vivi namun belum siap, dan mbah dukun
berjanji akan mengantarkannya ke rumah Vivi 2 hari lagi.
Tepat 2 hari kemudian sang dukun mendatangi rumah Vivi yang megah. Saat
itu suami Vivi belum pulang dari luar kota dan di rumah saat itu hanya
ada ia dan seorang pembantunya yang sedang menjaga anak-anaknya. Sang
dukun berkata, "Bu Vivi, jimat ini akan saya pasangkan pada kamar Ibu
nanti malam," sedangkan Vivi merasa khawatir, bagaimana jika suaminya
pulang. Namun karena kesaktiannya, sang dukun berkata, "Bu Vivi nggak
usah khawatir, suami Ibu pulang lusa, sedang ia sekarang menurut
penglihatan saya sedang di Lampung," kata sang dukun. Lalu bagaimana ia
menerangkan kepada pembantunya karena adanya kehadiran dukun tua itu?
Lalu ia hanya berkata bahwa familinya dari kampung dan menumpang barang 1
hari di rumahnya. Lalu Vivi mempersilakan sang dukun untuk istirahat di
sebuah kamar yang memang diperuntukkan untuk tamu. Lalu sang dukun
memasuki kamar yang telah disediakan.
Malam harinya saat akan memasangkan jimat di kamar Vivi, dilakukan pada
pukul 9.00 malam, sedang pembantunya telah tidur di kamar belakang,
tempat kamar tidur pembantu memang jauh di belakang dan tidak mengganggu
ke rumah induk tempat kamar Vivi berada. Di dalam kamar itu sang dukun
melakukan ritualnya dengan membaca mantera, lalu ia membakar menyan,
sedang Vivi duduk diam melihat apa yang dilakukan sang dukun dari atas
tempat tidurnya. Lalu sang dukun berkata, "Sebaiknya jimat ini kita
pasangkan pada saat tepat jam 12.00 malam nanti, berarti masih ada waktu
3 jam lagi, Bu Vivi..." katanya. "Sekarang sebaiknya kita
ngomong-ngomong saja dulu menunggu waktu," kata sang dukun. "Baiklah
Mbah," lalu Vivi mempersilakan sang dukun keluar kamar. Bagaimanapun ia
merasa berat hati untuk membawa dukun itu ke dalam kamar pribadinya.
Sang dukun berkata, "Tidak usah keluar... Bu Vivi... di sini saja." Lalu
sang dukun berdiri dari duduknya dan menuju ke arah Vivi duduk dan mbah
dukun itu juga duduk di samping Vivi. Lalu tangannya menggapai tangan
Vivi dan berkata, "Sebaiknya kita berdua melakukan seperti saat Ibu di
gubuk saya, sebab jika tidak para jin yang membantu saya akan lari dan
tidak mau menolong Ibu," kata mbah dukun. Vivi hanya bergidik, bulu
kuduknya merinding. Haruskah ia mengulangi kesalahan saat ia harus
bersenggama dengan dukun itu di gubuknya? Namun karena adanya pengaruh
dan keinginan Vivi maka ia biarkan sang dukun mengulangi perbuatan
maksiat itu di kamarnya, saat itu Vivi memang merasa menjadi seorang
wanita sempurna karena ia telah mendapatkan siraman batin dari dukun tua
itu meskipun tidak ia dapatkan dari suaminya.
Lebih kurang 2 jam mereka berdua mengayuh samudera kenikmatan bersama
sang dukun dan membuat Vivi orgasme berulang-ulang dan membuat lubang
kemaluannya sampai lecet karena kebuasan batang kemaluan dukun yang
sangat besar itu. Lalu tepat pada jam 12 malam barulah jimat itu
terpasang pada bawah ranjang Vivi dan menjelang pagi mereka terus
melakukan hubungan seksual dengan menggebu-gebu. Lalu Vivi tertidur dan
tidak menyadari hari telah pagi dan sang dukun telah pergi, sedang Vivi
merasa tubuhnya pegal-pegal dan tulangnya serasa mau lolos. Sejak saat
itu memang jimat pemberian sang dukun ada perubahan pada diri suami Vivi
dan ia sangat berterima kasih dan lalu ia mendatangi sang dukun. Sedang
sang dukun cuma minta Vivi tidak melupakannya, dengan cara Vivi harus 2
kali dalam sebulan datang untuk memberikan jatah hubungan seks kepada
sang dukun seperti Lusi juga melakukan hal yang sama. Memang setelah itu
Vivi selalu rajin mendatangi sang dukun dan terkadang sang dukun yang
datang ke rumah Vivi untuk minta jatah senggamanya. Memang sebagai dukun
ilmu hitam, Mbah Dudu harus mensenggamai pasiennya, karena dengan
demikian si pasien akan mampu disembuhkan dan ilmu sang dukun dapat
dipelihara.
No comments:
Post a Comment