Namaku Rafi. Aku adalah seorang konsultan dalam bidang information
technology. Pekerjaanku ini mengharuskanku untuk siap ditempatkan dimana
saja. Saat ini, aku harus menangani sebuah perusahaan manufaktur di
Bogor yang mengakibatkan aku harus mencari tempat pemondokan di kota
hujan itu. Untunglah, tanpa sengaja aku bertemu dengan guru SD ku yang
kebetulan memiliki rumah besar di Bogor dan ia mempersilakanku untuk
menyewa salah satu kamar di rumahnya.
"Ibu, apa kabar.." sapaku sambil menyalami ibu Eva. Ia adalah guru
kesenian dan bahasa SD ku di kawasan menteng Jakarta. Dalam usianya yang
ke 40, ia masih tanpak muda dan segar. Wajah dan tubuhnya sangat mirip
dengan Ully Artha pemain sinetron yang juga sudah berusia kepala 4 namun
masih saja cantik itu. Dengan baju santai berpotongan leher V, ibu
guruku itu nampak seksi sekali. Belahan buah dadanya yang belum terlihat
kerutannya itu tampak menyembul dan menunjukkan huruf Y yang tegas.
"Baik Fi.. gimana keluargamu? Baik?" jawabnya tersenyum manis.
"Alhamdulillah, baik bu" "kalau begitu masuk deh.. sini biar ibu
bantu.."bu Eva membungkukkan badannya hendak membantu membawa
barang-barangku. Ketika itu pula tampak kedua buah dadanya yang besar
bergayut di hadapanku. Buah dada yang putih itu ditutupi oleh BH tipis
berwarna hitam. Sayang putting susunya tak sempat terlihat. "eeh..
jangan bu.. biar saya bawa sendiri.."
Rumah bu Eva sungguh asri dan besar. Ada 5 kamar tidur dengan 2 kamar
mandi. Rumah yang besar itu dihuni oleh bu Eva, adiknya Atika, dan
anaknya Maria. Ketika itu, para pembantunya belum pulang dari mudik
lebaran. Di rumah itu tak ada laki-laki yang tinggal. "Sejak ibu
ditinggal kawin lagi oleh suami, rumah ini tidak pernah ada penghuni
laki-lakinya. Suami Atika kan pelaut. Ia datang kesini 4 bulan sekali.
Itupun hanya sebulan tinggal, kemudian berlayar lagi? kamu adalah lelaki
pertama yang kembali menghuni rumah ini.. wellcome.." Keluarga ini
adalah keluarga pecinta musik. Demi cintanya pada musik, dibuatlah
sebuah kamar kedap suara dan -- entah kenapa juga kedap cahaya -- untuk
dipakai bermain piano sepuas-puasnya. Di ruangan itu juga terdapat
ranjang tua terbuat dari rangka besi. Belakangan aku tahu bahwa ranjang
itu selalu digunakan oleh bu Eva untuk melepaskan penatnya setelah
bermain piano.
Kamarku ternyata sangat lengkap. Tempat tidur busa ukuran king size, AC,
meja kerja, dan meja rias. "Hehe.. ibu tau kamu ngga perlu itu" katanya
tersenyum geli sambil menunjuk meja rias. "Tapi ibu ngga tau mesti
ditaruh dimana lagi.." "nggak apa lah bu.. jangan repot-repot..
fasilitasnya diatas ekspektasi saya.. terimakasih banyak.." Kami berdua
duduk di pinggir ranjang, dan bercerita tentang masa kecil ku. Ia
menceritakan betapa pangling dirinya melihatku yang tumbuh menjadi
pemuda berusia 25 tahun yang tegap. "Tapi nggantengnya ngga berubah
kok.." candanya. Ia juga menceritakan tentang keluarganya. Mantan suami
bu Eva -- yang bernama Irwan --ternyata masih sering mengunjungi anaknya
di rumah itu paling sedikit sebulan sekali. "Sesak rasanya Fi.. kalau
mengingat itu.. tapi apa boleh buat.. itu yang terbaik buat Maria..".
Perempuan setengah baya itu sudah menjanda 7 tahun lamanya. Tak dapat
kubayangkan bagaimana ia memenuhi kebutuhan biologisnya. Dan aku tahu ia
bukan tipe perempuan penganut paham free sex. Bu Eva membaringkan
tubuhnya di atas ranjangku sambil meletakkan tangannya di belakang
kepala. Posisi itu membuat bajunya tertarik ke atas dan memperlihatkan
buah dadanya yang tertekan oleh tarikan bajunya itu.
Tampak garis BH nya tercetak dengan jelas dan.. my god.. kedua putingnya
yang cukup besar itu juga terlihat jelas tercetak di dadanya. Posisi
itu juga membuat kedua pahanya yang putih itu tersingkap.
Duuhh..mulusnya.. kuperhatikan bentuk kakinya yang indah belum termakan
oleh usia. Memang ada beberapa bagian yang sudah ada guratan lemaknya..
namun secara keseluruhan kaki itu bisa dibilang perfect. "Ibu rajin
fitness ya ??" tanyaku spontan sambil memandang pahanya "kok tau ??"
"habis badan dan paha ibu terlihat masih kencang .. tanda ibu rajin
berolah raga.." Ibu Eva tersenyum manis padaku sambil dengan segera
membenahi posisi badannya dan menutupi kedua pahanya. Mukanya tampak
memerah karena malu bercampur senang. "that is very sweet Rafi.. terima
kasih.. ini pujian pertama yang ibu rasakan bukan gombal dari seorang
laki-laki sejak ibu menjanda.."
Sore itu aku diperkenalkan pada Atika dan Maria. Atika adalah adik
perempuan bu Eva yang berusia 35 tahun. Badan dan wajahnya mirip Dian
Nitami. Tinggi, berhidung masam, pinggul besar dan buah dada sedang. Ia
tampak seperti seorang wanita yang kesepian. Dari cara bicaranya yang
selalu meminta perhatian terlihat sifat kekanak-kanakannya yang masih
kental. Maria nampak lebih dewasa dari Atika. Ia gadis berumur 18 tahun
berbadan tinggi, kulit agak gelap, mata besar dan muka oval. Dengan gaya
rambutnya yang keriting basah itu, ia tampak lebih tua dari umurnya.
Maria mewarisi sifat keibuan bu Eva. Tidak seperti Atika yang cerewet
dan bersuara keras itu, Maria lebih sabar dan bersuara lembut.. persis
seorang putri kraton..
Malam itu aku tak bisa tidur. Entah kenapa, wajah dan tubuh bu Eva
selalu membayang di pelupuk mataku. Buah dadanya yang berukuran 36,
kakinya yang mulus, wajahnya yang mirip ully artha.. my.. I can't
believe that she is 40 ... dan harus kuakui perempuan itu membuatku
terangsang .. hasratku untuk menidurinya begitu menggebu.. bahkan dengan
berpikir seperti ini saja sudah membuat penisku berdiri.. oh ya bicara
soal penis.. aku dianugerahi penis berukuran cukup besar.. 16 cm dengan
diameter 3-4 cm.. bila sedang berdiri bentuknya persis seperti pisang
ambon berukuran besar.. well terus terang.. senjataku ini cukup
digila-gilai teman-teman kencanku.. nah.. kembali soal guruku tadi, aku
juga yakin ia sebenarnya mempunyai keinginan yang menggebu-gebu untuk
mendapatkan sentuhan seorang lelaki.. hanya saja ia menekan kuat-kuat
hasrat itu.. tapi bagiku untuk begitu saja menidurinya tentu tidak
mungkin.. harus ada jalan halus untuk mencapai tujuan itu.. aku terus
berpikir dan berpikir dan berpikir.. sampai akhirnya aku tertidur
Seminggu sudah aku tinggal di rumah bu Eva. Aku sudah mulai hafal dengan
kebiasaan hidup perempuan itu. Dari pagi sampai sore 5 hari seminggu,
ia mengajar di sebuah lembaga bahasa inggris terkenal di Bogor.
Malamnya, aku perhatikan bahwa sehabis bermain piano sepuas puasnya ia
pasti tertidur di kamar kedap suara itu.. dan kalau ia sudah bermain
piano, tak ada seorangpun berani mengganggunya.. aku melihat sebuah
peluang disitu.. dan seketika itu sebuah rencana tercipta di benakku..
besok adalah malam minggu.. hari dimana bu Eva menghabiskan malamnya
dengan bermain piano.. hari dimana Atika dan Maria tidak berani
mengganggu ibunya ..
Malam minggupun tiba.. selesai mandi dan makan malam aku hampiri bu Eva
"bu.. boleh saya temani ibu bermain piano? Saya juga penikmat musik
klasik.." "tentu Fi.. be my guest.. tapi keliatannya kamu bakal jadi
satu-satunya penonton, karena Atika dan Maria mungkin pulang agak
larut.." "nggak apa bu.."kataku tersenyum.. yes.. my plan is running
quite well so far.. tepat jam 8 malam pintu ruang piano ditutup dan AC
pun dinyalakan.. semenit kemudian alunan lagu-lagu klasik karya Mozart,
Johan Strauss, dan beethoven pun mengalun dengan merdu dari jari-jari
lentik bu Eva. "bu.. kalau haus ini saya siapkan minumnya.." "Okey..
oh.. you are so sweat fi.. thanks.." Dengan sekali tenggak bu Eva
menghabiskan sirup dingin yang telah kucampur dengan obat tidur
itu..setelah itu aku langsung pamit "bu, saya mau pergi ke luar dulu
cari angin.. setelah itu saya akan langsung tidur.." "Okey.. selamat
jalan-jalan.. sampai besok ya?" bu Eva tersenyum manis padaku sambil
menghentakkan symphoni ke 9 nya beethoven. Aku keluar dan menutup pintu.
Setengah jam kemudian, kubuka kembali pintu ruang piano perlahan-lahan.
Tak ada suara terdengar dari ruang kedap suara itu. Aku menyelinap
masuk, kukunci pintu, dan kulihat bu Eva tidur terlentang di ranjang tua
di sisi piano itu. Gotcha ! rupanya KO juga dia terkena obat tidurku.
Wah.. mudah-mudahan reaksinya tidak terlalu keras.. soalnya, bisa
merusak seluruh rencanaku? Saat itu ia menggunakan daster terusan
berwarna putih dengan belahan dada rendah. Buah dadanya menyembul dari
BH tipis berwarna putih. Kedua kakinya terlihat mengangkang seakan
menanti seseorang untuk menindihnya. Melihat tubuh tak berdaya itu,
mendadak celanaku terasa sempit. Penisku sudah dalam keadaan tegak
berdiri.
Dengan cepat kubuka daster ibu Eva dan kupeloroti dari tubuhnya.
Seketika itu aku terpesona melihat tubuh yang masih sintal itu tergolek
mengangkang dihadapanku hanya mengenakan BH dan celana dalam tipis.
Pori-pori buah dadanya begitu jelas di mataku. Dan putingnya yang besar
berwarna coklat kehitaman tampak jelas dibalik BH tipis berwarna putih
itu. Ketiaknya yang putih dan wangi itu ditumbuhi oleh bulu-bulu hitam
yang cukup lebat.
Di selangkangannya kulihat gundukan daging yang tertutup oleh bulu-bulu
yang juga lebat. Sedemikian lebatnya, sehingga begitu banyak bulu-bulu
kecil yang menyelip keluar dari celana dalamnya. Kata orang wanita yang
berbulu lebat memiliki libido yang tinggi.. wow.. this must be my lucky
day !! Model CD nya benar-benar membuat aku terangsang .. yaitu model CD
yang menggunakan tali sehingga dengan satu kali tarikan celana itu akan
terbuka..Ouwwhh.. ingin rasanya aku segera menggumuli tubuh itu.. but
wait..that was not the plan.. so, dengan segera ku keluarkan beberapa
sapu tangan yang sudah kupersiapkan, lalu aku ikat kedua tangan bu Eva
ke jeruji ranjang besi dekat kepalanya, dan kuikat juga kedua kakinya ke
jeruji ranjang besi dekat kakinya. Kupandangi wajah cantik yang mirip
ully atha itu.. kemudian dengan lembut kubelai keningnya.. terus turun
ke pipi..bibir..dagu..leher.. terus ke dada..kuputar-putarkan tanganku
disekitar buah dadanya yang besar sebelum kuselipkan tanganku ke balik
BHnya dan seketika itu tanganku dipenuhi oleh gumpalan daging yang
kenyal dan empuk berukuran besar itu.
Alangkah menggairahkannya buah dada bu Eva.."emhhh.." tiba-tiba bu Eva
bergumam sambil mengeleng kepalanya ke kanan.. dengan cepat kutarik
tanganku dari balik BH nya dan kumatikan lampu kamar. Ruang yang kedap
cahaya itu langsung gelap gulita.. aku bahkan tak dapat melihat tanganku
sendiri.. dengan meraba-raba aku kembali duduk di pinggir tempat tidur
dan mencari tubuh permpuan itu. Tangan kiriku memegang paha kiri bu Eva.
Dengan perlahan aku mengusap bagian dalam paha kiri bu Eva..kunaikkan
tanganku lebih ke atas... terus sampai batas selangkangannya.. seketika
itu tanganku memegang gundukan daging yang ditutupi oleh bulu-bulu lebat
yang masih ditutupi oleh celana dalamnya yang tipis.. jariku mulai
menggosok-gosok gundukan daging itu.. ke atas dan ke bawah sementara itu
telapak tangan kananku menyusup ke balik BH nya yang terasa benar
terlalu kecil untuk buah dada berukuran 36 itu?dengan bernafsu
kuremas-remas buah dada montok itu.. "Ohh..ooohh.." terdengar suara
guruku itu yang nampaknya sudah mulai sadar dari tidurnya. Tiba-tiba
kurasakan seluruh otot tubuhnya menegang.. bu Eva mencoba bangkit dari
tidurnya.."A..apa..apaan ini ??" terdengar suara perempuan itu berteriak
"kok gelap sekali?? Si..siapa kamuh..hh?? Ahhhh.. jangan sentuh saya !!
lepaskan tanganmu dari dada saya.. kurang ajar !! lepaskan ikatan
tangan dan kaki saya.. tolooong?tolooong.." ia memperkuat jeritannya.
Sebuah perbuatan yang sia-sia di ruang kedap suara itu. Bersamaan dengan
itu bu Eva mulai meronta-ronta kekiri dan kekanan. Rontaannya yang kuat
sempat membuat aku kawatir akan melepaskan ikatan tangan dan kakinya..
namun setelah beberapa saat, aku yakin ikatanku cukup kuat. Akibat
gerakannya itu, buah dadanya juga ikut berguncang ke kiri dan kanan.
Terasa nikmat di telapak tanganku.
Perlawanan bu Eva membuat aku semakin bernafsu. Dengan kasar kutarik BH
nya hingga robek, dan dalam kegelapan kudekatkan bibirku ke buah dada
kiri bu Eva , dan seketika itu juga kumasukkan hampir separuh dari dada
montoknya ke dalam mulutku. "Ohh.. ohhhh.. ooohh.." bu Eva masih meronta
dengan nafas yang mulai memburu.."Ohhh.. get off your mouth from my
breast !! Siapa kamu ??" kembali terdengan ia menjerit.. "Irwan !!
kamukah itu ?? Irwan !! ini tidak lucu !! lepaskan aku !!!" rupanya ia
menyangka aku bekas suaminya.. "Irwan !! Aku tau kamu suka dengan
permainan ikat mengikat ini !!! Aku juga tau kamu masih berharap untuk
bisa menikmati tubuhku lagi .. tapi sejak kamu menyakiti aku.. aku sudah
bersumpah sampai matipun tak akan kuberikan tubuhku lagi padamu..
ouuuuhhh? ouuhhhh.." teriakannya bercampur dengan rintihan-rintihan
kecil ketika tangan kiriku yang sedari tadi mengusap-usap perutnya
dengan cepat kuselipkan kedalam CD nya. Ahhh..Jembutnya yang lebat itu
memenuhi telapak tanganku. Jari telunjuk dan tengahku kugunakan untuk
menyibak bulu-bulu itu untuk mencari pintu masuk ke vaginanya. Begitu
tersentuh, kuletakkan jari tengahku di sepanjang pintu tersebut.
Terasa benar kelembabannya semakin meningkat. Ujung jari tengahku
menyentuh ujung bawah vaginanya dan pangkal jari tengahku mencari-cari
klitorisnya..kuputar-putar sejenak jari tengahku itu sampai kutemukan
sebuah tonjolan yang sudah terasa bengkak di pangkal vaginanya. Dengan
cepat kuputar-putar dan kugesek-gesek klit nya yang semakin lama terasa
semakin bengkak. "Ohhh..Ohhhh.." rontaan perempuan itu mulai mengendur
dan rintihannya terdengar semakin kuat..kupermainkan lidahku di ujung
putingnya yang terasa mulai mengencang dan sesekali kugigit dengan
lembut.. "Ohhh.. ahhhh.. who are you..siapa kamuuhh.. ohh.. tolong?
whoever you are.. jangan perkosa saya.. please.." rintihnya dengan suara
serak. Sambil terus memainkan klit nya kulepaskan sedotanku di dadanya
dan menjawab dengan suara yang disamarkan "I am not gonna rape you
maam.. I only want to love you?with my touch.. I know you want it.. I
know you want it so bad.." perempuan itu terdiam sejenak.
Bibirku kembali menyusuri buah dadanya dari sebelah kiri menuju ke kanan
ketika sampai pada puttingnya dengan sedikit kasar kusedot daging kecil
yang sudah menegang itu "yess.. I want it so bad..I want it so bad for
long.." bisiknya mengakui pernyataanku seraya menggelinjang kegelian
"hhhh?but I don't want to do it this way.. I want to see your face.. I
want to touch your body.. I want to touch your.." Kuhentikan sedotanku
diputingnya dan kuhentikan juga aktivitas jariku di selangkangannya dan
dengan cepat kuturunkan resleting celanaku lalu kukeluarkan penisku yang
sudah sangat tegang seperti pisang ambon itu.. "you wanna touch this
maam ?" kataku melanjutkan kata-katanya seraya dalam kegelapan
menempelkan penis tegangku di pipi kirinya..terasa bu Eva
menggesek-gesekkan pipinya di penisku.. ia menggerakkan kepalanya untuk
membelai penisku dengan pipinya seakan ia sedang menyayangi kucing
piaraannya.. tiba-tiba kurasakan bahwa ia menggerakkan kepalanya dan
berusaha untuk menggapai penisku dengan mulutnya.. oh no you don't ..
kataku dalam hati..ini belum saatnya.. lalu dengan cepat kugesekkan
penisku itu perlahan-lahan ke lehernya.. turun terus ke dada.. di atas
bukit kembar yang montok itu kugesekkan bagian bawah kepala penisku ke
putingnya yang.. wow.. sangat tegang itu.. "ohh noo?god?please don't do
this to me.. tolong lepaskan ikatan kakiku please..ooohhh.." terasa oleh
tangan kiriku bahwa bu Eva sedang berusaha merapatkan kedua pahanya
untuk digesekkan satu sama lain. Usaha tersebut tentu saja sia-sia..
karena kakinya kuikat dalam posisi mengangkang.
Gairah bu Eva yang mulai memuncak mendorongnya untuk merasakan klitnya
digesek-gesek untuk mencapai puncak kepuasannya.. Dengan intens aku
masih menggesek ujung penisku ke putting susunya, bahkan cairan licin
yang sudah keluar dari lubang penisku kutempelkan di ujung putingnya
untuk kugesek-gesekkan lagi sehingga terasa licin di bawah kepala
penisku.. suara ranjang besi itu kini berbunyi dengan irama beraturan
menandakan tubuh bu Eva yang menggeliat-geliat menikmati sensasi-sensasi
erotis yang kuberikan padanya. Bisa kubayangkan dalam gelap, dengan
kedua tangan dan kaki terikat di sisi kiri dan kanan kasur, bu Eva
menggerak-gerakan pinggulnya dan menendang-nendang kakinya untuk bisa
segera melepaskan diri dari ikatan dan merapatkan kedua kakinya.. "kamu
bukan Irwan..ohhh..I am sure you are not him.." bisiknya serak ketika
kuturunkan penisku dari buah dadanya menuju perutnya.
Penisku dari ujung hingga testis kuletakkan di atas kulit perutnya yang
mulus itu. "Its not his size.. its too big for him.. oohhhhh.. please..
who are you ?" rintihnya penasaran karena tak bisa melihat laki-laki
yang tengah memberikannya kenikmatan yang telah lama tak diperolehnya
itu.. "I am one of your student.. saya sangat mengagumi tubuh ibu yang
masih sangat menggairahkan ini.. dan saya sangat mudah terangsang oleh
tubuh sexy seorang wanita seusia ibu.. I am your secret admire bu.. I
want to help you to get something you miss for along time?" bisikan
manisku itu ternyata membuat bu Eva begitu terangsang sehingga ia
menggerak-gerakkan pantatnya naik turun dengan keras seperti orang yang
tengah bersenggama sambil mengerang dengan keras "Ooohh please.. do what
ever you want..please.. don't make me suffer any longer?" Dapat
kubayangkan betapa merangsangnya kedua buah dada montoknya ikut
terguncang kesana kemari seiring gerakan-gerakan histerisnya.. Dengan
segera pula kubuka baju dan celanaku sehingga dalam waktu 20 detik aku
sudah bugil. "Oohh.. I wish I could see you.." ibu Eva merintih ketika
ia mendengar aku membuka seluruh pakaianku.."kenapa lampunya ngga
dinyalain aja sih..? kamu takut apa? Don't worry.. saya ngga akan
marah.. I am yours tonight.."
Tanpa menjawab pertanyaannya aku menaiki ranjangnya dengan posisi
bertekuk lutut diantara dua kakinya yang mengangkang itu. Kuraba bagian
pinggul wanita yang masih tertutup celana dalam itu. Kupegaang tali CD
nya dan dengan sekali tarik jatuhlah penutup terakhir tubuh ibu guruku
itu. Aku mendekatkan mukaku ke selangkangannya yang basah olehh keringat
itu dan seddetik kemudian mulutku sudah terbenam dalam rimbunan rambut
hitam yang melindungi vaginanya. Bibirku dengan cepat menemui
klitorisnya dan dengan lembut kusedot-sedot sambil sesekali kugigit
"AAAHHH..GOOOOODDDD?nikmatnya.. terus.. terruuusss? " rintihnya sambil
menggoyang-goyangkan pinggulnya. Kunaikkan bibirku ke arah perut dan
kutelusuri keatas menuju buah dadanya..sesampainya disana kugesekkan
muka,pipi dan hidungku ke bukit kembar yang montok itu sementara penisku
menempel di atas vaginanya. "o my god.. o my god.. ooohhhh..untie me
pelleaaaase?!!!" jerit wanita berusia 40 an itu ketika penisku
menggesek-gesek klitnya.
Pinggulnya diangkatnya dengan liar setinggi-tingginya untuk menggesekkan
klitnya ke penisku. Terasa benar vagina bu Eva sudah banjir. Gesekan
penisku di mulut vaginanya mengeluarkan suara kecipak yang keras. "Oohh
kiss me please..kiss mee..ouhh.." desahnya sambil mencari cari bibirku
yang masih sibuk mengulum kedua putting susunya bergantian. Aku sengaja
tak ingin menciumnya karena bila kulakukan maka dengan segera ia akan
mengenaliku.. Aku sudah amat terangsang dan dengan segera kupegang
penisku, kutempelkan di pintu vagina yang sudah teramat sangat becek itu
, lalu kuedesakkan perlahan-lahan mengingat vagina ini sudah tidak
pernah kemasukan penis selama hampir 7 tahun ! Ternyata ukuran diameter
penisku agak menyulitkan penetrasi kali ini.. baru kusadari kalau vagina
bu Eva ternyata berukuran cukup kecil.. "Aaaahh..aaaakkhh..
pelan-pelaaannn.. pelan-pelaaannhh..ouh.. its soo biig..hh" kumasukkan
lagi penisku hingga setengahnya, bu Eva kembali menjerit kesakitan..
dari suaranya kutahu ia menggeleng-gelengkan kepalanyadengan keras ke
kiri dan ke kanan.. aku menjadi kasihan "Do you want me to stop maam?"
"NOOOOO..please don't ? its hurt at the beginning.. tapi ennaakkhh..
AAAAAKHHHHH?" bu Eva menjerit keras ketika ku amblaskan seluruh penisku
sedalam-dalamnya di liang vagina ibu guruku yang cantik itu.. beberapa
saat kami terdiam ? terdengar suara nafas perempuan itu tersengal-sengal
dan dari suara nafas dan desahnya.. ku tahu ia tengah meringis
merasakan kombinasi antara rasa perih dan nikmat.. tiba-tiba bisikannya
memecah kesunyian.."Oohhh.. it has been sooo long since last time I had
this thing inside me..ohhh?" bu Eva mulai menggoyang pinggulnya naik
turun sambil berputar-putar.. penisku yang juga mulai kugerakkan naik
turun merasa seperti dipilin-pilin.. ohh benar-benar nikmat.. ditambah
lagi dengan buah dadanya yang besar itu terasa betul nikmatnya tergencet
oleh dadaku..
Tubuhku meindih tubuh sintal bu Eva yang tak berdaya terikat kaki dan
tangannya di ranjang.. tanganku menyangga badanku dengan siku. Telapak
tanganku kadang meremas buah dadanya, kadang mempermainkan bulu
ketiaknya yang sudah basah oleh keringat itu.. kedua tubuh kami yang
saling bergesekan itu terasa licin oleh keringat yang sudah bercampur
dengan lendir dari vaginanya dan penisku..setiap tusukan penisku selalu
diikuti oleh jeritan histerisnya.. "aahhh..aaahhh..aahhh.." Tiba-tiba..
TUUUUUT terdengar suara telephon antar kamar yang terletak di dinding
sebelah kiri piano berbunyi.. "Eva..Eva.. kamu di dalam ?" terdengan
suara wanita di speaker telephone itu.. "my god !! Atika!!!!" suara bu
Eva terdengar kaget seraya menghentikan goyang pinggulnya.."Eva .. are
you in there?? Jawab doongg.." suara Atika kembali terdengar .."Ayo
cepat.. bukakan ikatannya.. I have to answer her.. kalo ngga dia bisa
curiga.. o my god.. omy god.." bu Eva kedengaran mulai panik. "Oke hang
on.." kataku tersenyum sambil melepaskan ikatan kakinya. Sementara itu
penisku masih dengan tenang berbaring tegak di dalam vaginanya. Ketika
kakinya terbebas, dengan refleks bu Eva merangkulkan kakinya ke
pinggangku.
Aku mulai kembali memompakan penisku keluar masuk keluar masuk dengan
irama yang makin cepat.. sementara tanganku melepaskan ikatan tangannya.
"Eva? is everything OK?? Jawab dong." Kembali suara Atika
terdengar...Begitu kedua tangannya terlepas, aku kembali menindih tubih
sintal itu dan dengan cepat mencari bibirnya yang sedikit lebar dan
seksi itu.Ketika bibirku bertemu dengan bibirnyya, tanpa membuang waktu
kulumat sampai habis.. dan tanpa kusangka bu Eva segera memeluk leherku
dan membalas ciumanku dengan sangat ganas.. kami saling mengulum lidah..
dan goyangan pinggulkupun ku percepat.. "Mmmmphh.. mmmmmmhhhh..
mmmhhh.." jeritnya sambil terus mengulum lidahku.."Eva.. aku seperti
denger suara-suara jeritan kamu di dalam sana.. are you OK or its just
me.." suara Atika mulai terdengar kawatir.. bu Eva melepaskan ciumannya
dan meletakkan tangannya didadaku untuk menghentikan gerakanku seraya
berkata.."please..stop.. saya harus jawab Atika.. kalo ngga she will
spoil the whole thing.." aku seperti kesetanan memegang kedua tangan
perempuan itu dan ku lentangkan di tempat tidur "she can wait.." kataku
sambil mempercepat hujaman penis besarku ke dalam vagina sempit dan
becek guruku itu. Suara ranjang bercampur dengan kecipak vagina bu Eva
dikombinasikan dengan jeritan-jeritannya sungguh membuat nafsuku naik ke
kepala. Bibirku mencium dan menjilat kuping bu Eva sehingga ia
menggelinjang kegelian.
"Evaa.. answer me.." suara Atika lagi-lagi terdengar
"AAAHHH.. AAAAHHH.. AAAAHHH.." bu Eva menjerit-jerit sambil tetap
mengimbangi genjotan penisku. Kedua tubuh kami berguncang-guncang dengan
cepat..
"Eva if you don't answer.."
"AAAAHHH?faster..faster? AAAAHHH?" pinggul kami bergoyang semakin cepat..
"if you don't answer Eva.."
"OOHHHH YES.. YESSS?sebentar lagi saya mau..sebentar lagiihh..' buah dadanya berguncang semakin cepat..
"I'll call the police..!!"
Hening sejenak.
Kami berdua tertegun mendengar suara Atika. Goyangan pinggul kami
tiba-tiba terhenti. Namun dengan cepat ku gendong tubuh bu Eva tanpa
melepaskan penisku dari vaginanya. Kupegang kedul buah pantat bu Eva
yang merangkulkan kedua kakinya di pinggangku dan kedua tanganku di
bahuku.. kubopong tubuh sintal itu ke dekat telephone.."Eva?""YESSSS
Atika.. I'AM ALIVE !!!" bu Eva menjawab Atika dengan nada kesal..dan
nafas yang tersengal sengal.. "kok lama banget sih ?? aku kan kawatir..
soalnya aku denger ada suara kamu menjerit-jerit.. cuma aku ngga yakin
soalnya ruangan piano kan kedap suara.." sambil tetap dalam posisi
menggendong , kucium buah dada bu Eva dan ku gigit putting susunya..
"NO.. NO.. auwhhh.. IT'S.. IT's ONLY YOUR IMAGINATION..aahhh..sss.."
"Eva are you OK? Is there somebodyelse with you ?" kusedot putting susu
kirinya dan kuputar-putar pinggulku sehingga penis besarku
mengocok-ngocok vaginanya "ouuhh.. cut it out will ya.." bisiknya manja
di kupingku "YES, I AM OK ..TIKA.. AND I AM ALL ALONE.. AS USUAL.. GOOD
NIGHT.. and have a nice sleep..AAAAHH.." gagang telephone terjatuh
ketika dengan ganas aku mulai mengangkat dan menurunkan pantat bu Eva
sehingga vaginanya keluar masuk penisku. Tiba-tiba PYAAAARR.. ruangan
menjadi terang benderang.. oh my god !! whats happening !! who is
turning on the light ? Mataku berkunang-kunang karena tak terbiasa
dengan terang.. semenit kemudian..
kulihat wajah bu Eva yang dibasahi oleh keringat tampak terpana melihat
wajahku..tangannya masih memegang saklar lampu yang terletak tepat di
sebelah telephone.. "Rafi.. ITS YOU ??.. oh my god .. ibu ngga nyangka
kalo itu kamu.. oh my godd? Rafi? YOU'RE FUCKING ME !!! YOUR FUCKING
YOUR OWN TEACHER !!" "Yeaah " jawabku sambil mempercepat naik turunnya
pantat bu Eva "and you like it right ??" "OUHHH.. DAN KAMU LUAR
BIASA....AAAHH.." bu Eva melingkarkan tangannya di leherku dan mulai
menciumi bibirku. Mula-mula ia mencium-cium kecil kedua bibirku,
kemudian ia mulai menggigit kecil bibir bawahku. Tiba-tiba dengan
ganasnya ia menguak mulutku dengan kedua bibirnya dan seketika itu juga
kurasakan lidahnya sudah menjilati langit-langit mulutku dan sesekali
lidahku disedot oleh mulutnya yang lebar seksi itu. Sambil mencium dan
mengulum lidahku bu Eva terus menerus menjerit dan merintih seiring
dengan pergerakan pinggulku. Beberapa saat kemudian kurebahkan tubuh bu
Eva kembali diatas ranjang. Kami berdua saling memandang penuh sayang
sambil terengah-engah. Tubuh sintal bu Eva terlihat mengkilat oleh
keringat yang bercucuran. Buah dadanya penuh dengan tanda merah bekas
sedotanku. Kembali kami berciuman penuh gelora dan kasih sayang.
Kaki bu Eva melingkari pinggangku dan tangannya memeluk erat leherku.
Kupompakan kembali penisku dengan cepat.. "OOHH..RAFI HONEY..saya mau
keluar..""Yeah.. me too bu..me too.. ohhh.." pinggulku bergerak
melingkar mengikuti goyangannya. Penisku mulai terasa berdenyut-denyut..
kami kembali berciuman dengan penuh nafsu.. kurasakan otot-otot bu Eva
mulai mengejang.. "OOOH..HONEY..HONEY.. I'M COMING.. I'M
OMIIINGG..EMMMMMMHHHHHHH.." bu Eva mengangkat pinggulnya
setinggi-tingginya.. tangannya memeluk leherku dengan keras.. dan
mulutnya menyedot bibir dan lidahku dengan kuat.. ketika itu juga aku
merasakan sesuatu yang melesat kuat dari batang penisku menuju
ujungnya.. dan ?"Aaaahhh..ibu..ibu.. saya juga?aaahhh.." aku
menggelepar-gelepar dan penisku memuncratkan maninya yang sangat banyak
itu ke vagina bu Eva yang juga tengah mengeluarkan cairan orgasmenya..
kontraksi vaginanya terasa sangat luarbiasa memilin-milin penisku..
tubuh kami ambruk saling bertindihan dengan lemas.. tak terasa 1 jam
lebih kami melakukan permainan ini.. kuangkat kepalaku dari sisi
kepalanya. Kupandangi wajah cantik yang kini berwarna kemerahan karena
letih.. aku tersenyum.."You are so beautiful bu.." kataku sambil
mengecup keningnya.. dan ia mendekapku dengan mesra.. penuh kasih
sayang.. dan .. "I love you honey.."bisiknya sambil mengecup bibirku
dengan lembut.
Aku berguling ke samping dan berbaring di samping bu Eva sambil
memandang langit-langit.. "bu.. menurut ibu, Atika curiga nggak?"
tanyaku sambil memeluk tubuh bugil guruku.."Naah.. don't worry about
her.. saya akan cari alasan kenapa suara saya seperti sedang lari
marathon waktu ngomong sama dia.. my goodness.." "so, whats your plan
for tomorrow bu??" "my plan ? well .. let me see.. beli obat anti
hamil.. dan.. jamu kuat.. untuk menandingi si ini nih.."katanya seraya
meremas penisku dengan gemas. Remasannya itu ternyata seperti listrik
bagi penisku. Mendadak ia membesar dan berdiri tegak hingga nyaris
mencapai puserku. "my god.. barangmu sudah berdiri lagi Fi.. " bu Eva
bangkit dari tidurnya memandangnya dengan takjub seraya mengelus-elus
penisku yang sudah mulai berdenyut-denyut menanti ronde berikut.. "and
look at him.." sambungnya dengan nada kagum "I 've never seen such a
real big thing like this.. saya ngga percaya barusan benda ini ada di
dalam vagina saya.." "ready for the second round bu ?" tanyaku sambil
mulai menggerayangi buah dadanya.. "no honey.. this is too shocking for
me.. I am a little bit tired.. lets save it for tomorrow okey ? and one
more thing.. please call me mbak Eva, will ya.." aku tersenyum lebar
"sounds more sexy to me?" dan kamipun berciuman dengan mesra sekali..
Keesokan paginya, seperti tak ada kejadian apa-apa aku, mbak Eva dan
Atika menikmati sarapan pagi bersama sambil bercerita kesana kemari..
Atika sama sekali tidak menyinggung tentang kejadian semalam. Entah mbak
Eva sudah meyakinkannya atau Atika yang tidak ambil pusing. Pembicaraan
kami begitu akrabnya sampai-sampai Atika tidak sungkan-sungkan lagi
untuk menyampaikan problemnya tentang suaminya yang pelaut itu. Ia
mendengar kabar dari temannya bahwa suaminya sedang berurusan dengan
polisi di Dubai karena ketahuan meniduri istri orang. Aku dan mbak Eva
berusaha untuk menenangkan dirinya dengan mengingatkan bahwa itu baru
kabar burung.. belum ada bukti.. "Tapi aku punya perasaan bahwa ini
benar.." kata Atika sambil termenung "Disinipun aku pernah memergokinya
melakukan hal yang sama.. kamu aja ngga kuberitau Ev.. namun dia meminta
ampun sejadi-jadinya dan bersumpah untuk tidak mengulanginya lagi..
sehingga aku luluh.. dan kumaafkan..." Atika menghela nafas panjang.
"Tapi yah.. keliatannya sebuah sumpah baginya tak lebih dari sekedar
kata-kata tanpa makna.." Tak ada air mata, tak ada tangis kepedihan, dan
tak ada sumpah serapah seperti yang sering terlihat di
sinetron-sinetron kita...aku jadi kagum pada Atika.
Dibalik tingkahnya yang kekanak-kanakan ternyata ia menyimpan ketegaran
yang luar biasa. "Lalu apa rencanamu Tik ?" Tanya mbak Eva "Tau lah Ev..
keliatannya aku akan tunggu dia pulang bulan depan.. baru kuajak dia
bicara.." Tiba-tiba handphone ku yang tergeletak di ranjangku berbunyi.
Ternyata bossku menelepon dari Jakarta. Ia mengharapkan bertemu aku pagi
itu juga di suatu hotel untuk membicarakan masalah bisnis. Damn..I hate
this.. kenapa sih orang harus membicarakan masalah bisnis di hari
Minggu ? Sepeti ngga ada hari lain lagi? Kusampaikan berita buruk ini
pada mbak Eva ketika Atika sudah kembali ke kamarnya. Kelihatannya
rencana kami untuk melanjutkan petualangan kemarin terpaksa harus
ditunda. Walaupun tampak kecewa, namun wanita itu tetap tersenyum "It's
OK honey.. don't worry.. kita masih punya banyak waktu kan.." katanya
sambil menepuk-nepuk pipiku dengan lembut.. Man.., aku benar-benar mulai
menyukai perempuan ini.. di dadaku mendadak tumbuh suatu keinginan kuat
untuk menyayangi janda cantik ini.. Heii c'mon..Fi.., you are dealing
only with sex right?.. not love... !! ya itu betul ...tapi itulah aku...
aku lebih menikmati hubungan sex yang dilandasi oleh rasa sayang...
kenikmatannya tidak hanya terasa secara fisik tapi juga.. mental..
rasa.....
Hari itu praktis aku dan mbak Eva tidak saling jumpa karena aku pulang larut..
Keesokan harinya aku bangun pukul 8 pagi dan langsung pergi ke kamar
mandi. Seselesainya, dengan hanya dibalut handuk sebatas pinggang, aku
berlari kecil menuju kamarku. Ketika melewati kamar mbak Eva yang
terbuka pintunya, kulihat ia sedang mematut di depan cermin tengah
bersiap hendak ke kantor "Wow cantiknya.." godaku sambil berdiri di
ambang pintu kamarnya "mau ke mana mbak? kok formal amat?"mataku tak
lepas dari tubuh ibu guruku yang sintal itu... "hi honey.. capek ya
kemarin ? teganya kamu ninggalin aku sendirian... well ini baju seragam
tutor kursus yang baru.. hari ini semua tutor harus memakainya.. gimana
cantik nggak?" sambil tersenyum menggemaskan, janda cantik itu
memutarkan tubuhnya di hadapanku memamerkan baju yang tampak pas pasan
membalut tubuh montoknya itu.. aku mengangguk sambil tersenyum. Mbak Eva
berhenti berputar dan menatap tubuh setengah telanjangku yang hanya
ditutupi sebuah handuk.. mata bundarnya menatap sesuatu yang menonjol
dari balik handukku di daerah selangkanganku "Wowww seksinya... sini
dong masuk.." godanya sambil menjulurkan tangan kanannya menyuruhku
masuk "ah, ngga ah.. ngga enak sama Atika dan Maria.. " jawabku sambil
celingukan, takut pembicaraan ini terdengar oleh Atika atau Maria.
Mbak Eva mendelikkan matanya seraya sekali lagi mengayunkan tangan
kanannya ke arahku "Cck.. c'mon Fi.. do you think I'm nuts? Mereka udah
pergi setengah jam yang lalu..ayo lah masuk.." melihat aku masih
ragu-ragu, dengan tak sabar tubuh montok itu menghampiriku.. merapatkan
tubuhnya ke tubuhku yang setengah telanjang.. melingkarkan tangannya di
pinggangku...matanya menatapku dengan manja "honey.., mana morning kiss
saya..?" sambil tersenyum kupeluk bahunya dengan erat.. kutundukkan
wajahku.. dan dangan lembut kucium bibir ranum milik janda cantik itu..
mbak Eva tampak sangat menikmati ciumanku ini.. matanya terpejam..
nafasnya mendesah.. dan bibirnya dengan lembut mengecup sambil sesekali
menghisap bibir dan lidahku.. jari jemari lentik guruku itu mulai
bergerak turun menyusup ke balik handukku menuju buah pantatku.. penisku
yang hanya ditutupi handuk kecil itu segera berdiri tegang.. bagian
bawah kepala penisku itupun langsung tergencet oleh perut mbak Eva yang
langsung menyalurkan getaran-getaran kenikmatan ke seluruh urat
syarafku.. jari-jemarinya mulai meraba kedua buah pantatku .. mula-mula
rabaannya melingkar perlahan.. makin cepat.. makin cepat..sampai
akhirnya dengan suara mendesah diremas-remasnya dengan penuh nafsu.. aku
mencium dan menjilati telinga mbak Eva membuat tubuh janda cantik itu
menggelinjang-gelinjang "ohhhhh Fi.... gellliii...ssssss...." kuturunkan
bibirku dari kuping ..... menelusuri leher..... terus turun ke dada....
jari jemarinya pun terasa semakin keras meremas-remas pantatku.
Seraya mengecupi areal dadanya, jemariku membuka satu persatu kancing
seragam kebanggaannya itu hingga terlihat belahan buah dadanya yang
besar menyembul dari balik BH hitam tipis yang pernah kulihat di jumpa
pertama kami. Kuteruskan membuka kancing bajunya hingga sebatas perut,
lalu kuselipkan tangan kiriku ke balik cup BH kanannya, lalu kuambil
buah dada besar itu keluar dari cupnya. Karena tali BH nya belum
terlepas maka cup tersebut menahan bagian bawah buah dada itu.. sehingga
bentuknya menghadap ke atas dengan puting yang langsung mengarah
mukaku.. amboiii seksinya... tanpa mebuang waktu kulahap buah dada itu
dengan gemas.. kusedot-sedot dan kujilati putingnya yang sudah menegang
itu.. Tiba-tiba tangan kanan mbak Eva berputar ke arah depan. Dengan
sekali sentak maka terjatuhlah penutup satu-satunya tubuhku itu. Kulirik
kaca lemarinya, disana terlihat badan tegpku yang bugil tengah menunduk
menghisap buah dada wanita berbadan montok yang masih dibalut pakain
kantornya.
Di kaca itu pula kulihat mbak Eva mengalihkan tangan kanannya ke arah
selangkanganku dan... slepp !! dalam sekejap penis besarku itu sudah
berada dalam genggamannya. Ketika memegang penisku mbak Eva sekali lagi
tak dapat menutupi kekagumannya.. karena ketika menggenggam kemaluanku
jempolnya tidak dapat bertemu dengan jari-jarinya yang lain menandakan
betapa besarnya diameter penisku itu.. Dengan lembut dan penuh perasaan
ia mulai mengocok penisku.. ke atas.. ke bawah.. ke atas.. ke bawah..
ufffff... tak bisa ku ceritakan nikmat yang kurasakan di selangkanganku
itu.. apalagi ketika sesekali ia menghentikan kocokannya dan mengarahkan
jempolnya ke urat yang terletak di bawah kepala penisku..
"aaahhhh..mbaak..aaahhhhh.. " aku hanya bisa mengerang keenakan seraya
terus mengecup dan menjilati buah dadanya yang kedua-duanya kini telah
kukeluarkan dari BH hitamnya. Sambil mencium, kulanjutkan membuka
kancing bajunya sampai habis.. namun aku tak ingin menelanjangi
perempuan ini.. aku ingin merasakan tubuhku yang bugil ini menyetubuhi
seorang perempuan yang masih menggunakan pakaian kantornya.. wow
bayangan sekajap itu mampu membuat sensasi yang sedemikian hebat membuat
urat-urat penisku semakin menegang saja...
Tiba-tiba mbak Eva mendorong tubuhku hingga terduduk di atas ranjang
busanya dan ia sendiri kemudian berlutut di hadapan selangkanganku. Ia
menengadahkan kepalanya dan menatap mataku dengan pandangan penuh
nafsu.. bersamaan dengan itu, ia menciumi kepala penisku..kemudian
menjilati lubang penisku yang sudah dipenuhi dengan cairan lengket
berwarna bening "honey.." suaranya yang serak terdengar sayup "I don't
know why I am doing this.. but to be honest with you.. saya belum pernah
melakukan oral sex sebelum ini.. my ex husband did'nt like this.. so,
please kasih tau saya kalau rasanya ngga enak.. " Aku tersenyum dan
menundukkan kepala untuk mencium bibirnya "It's OK mbak.. jangan
kawatir.. juast have it your way.." mbak Eva menyeringai mendengar
kata-kataku yang mirip sebuah iklan itu.. Tiba-tiba ia memasukkan
penisku ke dalam mulutnya.. dan apa yang kurasakan berikutnya adalah
kenikmatan yang tak terlukiskan..mbak Eva memasukkan dan mengeluarkan
penisku di dalam mulutnya dengan gerakan yang cepat sambil
menggoyang-goyangkan lidahnya sehingga menggesek urat bawah kepala
penisku itu.. "Aaaaahhh... Ouuhhhh... mbaaak.. its great.. mbak.. you're
doing it good.. ouhhh.." aku hanya bisa terduduk sambil mengerang
nikmat dan mbak Eva tampak begitu menikmati penisku yang berada di dalam
mulutnya sampai-sampai ia memejamkan matanya.
Tangan kiriku kembali meremas-remas buah dada mbak Eva sedangkan tangan
kananku menyibakkan rok bawahnya ke atas dan meraba pahanya yang mulus
ke atas.... terus ke atas.... sampai tersentuh bagian bawah buah
pantatnya yang dilapisi oleh CD tipis berwarna hitam. "Mmmh..
Mmmmhh...Emmhhhh.." rintihnya sambil terus mengulum penisku ketika
kuraba-raba vaginanya dari luar CDnya.. mbak Eva semakin memperkuat
sedotannya sehingga memaksaku untuk semakin mengerang tak keruan...
deakan tak mau kalah, kumasukkan tanganku ke balik CDnya dari arah perut
dan dengan mudah jemariku mencapai vagina yang sudah sangat basah itu..
begitu basahnya sampai-sampai terdapat noda basah di CD hitam itu.
Dalam 3 detik kusibakkan bulu-bulu lebatnya itu dan jariku menyentuh
sebuah daging sebesar kacang yang sudah menonjol keluar di bagian atas
vagina guruku ini.. jari tengah dan telunjukku segera mengocok klit mbak
Eva dengan cepat. "Mmmmmmhh.. mmmmhhh...aaaahhh.." mbak Eva melepaskan
penisku dari mulutnya untuk berteriak histeris menikmati kocokanku di
klitnya.
Sekitar 5 menit kami saling mengocok, meremas, dan menghisap diikuti
dengan gelinjangan dan jeritan-jeritan histeris, ketika tiba-tiba mbak
Eva menengadahkan mukanya ke arahlu dan merintih "Fi.. honey.. please do
it now.." Tanpa menunggu kata-kata selanjutnya ku angkat tubuh janda
cantik itu dari posisi berlututnya. Kusuruh dia meletakkan kedua
tangannya di atas meja menghadap cermin rias sehingga mbak Eva kini
berada dalam posisi menungging. Tampak buah dadanya bergelayut seakan
menantang untuk diperah. Kupeloroti CDnya hingga kaki, kurenggangkan
kedua kaki mulusnya, dan kusingkap roknya.. lalu kugosok-gosokkan
penisku di belahan pantatnya sebelum kuturunkan menulusuri tulang
ekornya.. anus.. dan ... kutempelkan di pintu belakang vaginanya.
Perlahan-lahan kusodokkan penisku ke dalam vagina kecil yang sudah
sangat banjir itu.. "aaaaahhhhh..." mbak Eva menggigit bibirnya
menikmati centi demi centi penisku yang tengah memasuki vaginanya....
semakin dalam kumasukkan penis besarku itu.. semakin dalam..
"oooohhhh...hhoneyy..ooohhhh.." dan .."AAAAAAKHH..." jeritnya ketika
dengan keras kusodokkan penisku sedalam-dalamnya di vagina guruku yang
cantik itu. "My god...." terdengar suara bisikan orang dengan nada
takjub sekaligus ngeri datang dari arah pintu kamar mbak Eva yang sedari
tadi memang terbuka.. suara seorang wanita... aku terkesiap karena
kaget.. dengan hati-hati kulirik ke arah pintu masuk..
SHIT!! kulihat Atika sedang mengintip perbuatan kami dari balik pintu
sambil menjepitkan tangannya dengan kedua paha di selangkangannya ..
sudah berapa lama dia berdiri disitu?? Oh man.. apa yang harus kulakukan
?? kulihat mbak Eva tidak menyadari kehadiran adiknya. Tampak janda
cantik itu masih menggigit bibirnya menikmati besarnya penisku yang
terbenam penuh di dalam vaginanya. Akhirnya aku mengambil keputusan..
let's finish the fucking first.. and deal with Atika later. Dengan
segera kupompakan penisku dengan cepat dari arah belakang.. kutempelkan
perut dan dadaku di punggung perempuan itu dan kedua tanganku dengan
keras meremas-remas dan memelintir kedua puting buah dada mbak Eva yang
sudah sangat keras itu.. "ohhhh..ohh.. auuw.. honey.. jangan keras-keras
ngeremesnya.. sakiitt..ouww.." rintihnya sambil terguncang-guncang oleh
sodokan penisku. Dengan sigap kuturunkan tangan kananku untuk mencari
klitnya yang segera kutemukan tanpa kesulitan.
Dengan lincahnya kuputar dan kukocok kian kemari daging sebesar kacang
itu membuat tubuh mbak Eva menggelinjang keras dan jeritannya terengar
sampai ke luar kamar. Kulirik ke arah pintu kamar..Atika dengan ekspresi
takjub dan terangsang memperhatikan aku menyetubuhi kakaknya dengan
ganas. Atika tampak betul menikmati ketidak berdayaan kakaknya yang
hanya diam dalam posisi menungging dan menjerit-jerit histeris menerima
sodokan-sodakan penisku. Melihat ekspresi Atika dalam mengintip, akupun
semakin bernafsu untuk memperlihatkan padanya bagaimana aku memuaskan
nafsu birahi kakaknya. Tiba-tiba mbak Eva mengangkat kepala dan badannya
ke arahku dengan menengok ke arah kiri dan menjulurkan lidahnya. Dengan
cepat kusambut lidah yang menggairahkan itu dengan lidahku dan kamipun
berciuman dengan posisi mbak Eva yang tetap membelakangi aku.. Karena ia
menegakkan badannya, mbak Eva menaikkan kaki kirinya ke atas meja
riasnya untuk memudahkan aku terus menyodokkan penisku. Sambil terus
melumat bibirnya dan menyodok, tanganku kembali meremas-remas kedua buah
dadanya. Tangan kiri mbak Eva menjambak rambut di belakang kepalaku
untuk mempererat tautan bibir kami. bulu ketiaknya yang lebat
menyebarkan wangi khas yang membuat aku semakin bernafsu lagi. Saat itu
aku benar-benar berada dalam kondisi full capacity.
Semua anggota badanku digunakan semaksimal mungkin untuk mencapai puncak
kenikmatan. Bibir mengulum, tangan meremas buah dada, dan penis memompa
vagina. Tiba-tiba mbak Eva merintih-rintih sambil terus mengulum
lidahku. Tampak alisnya mengerut, wajahnya mengekspresikan seakan-akan
kesakitan, ia dengan cepat membimbing tangan kananku yang masih asyik
meremas buah dadanya untuk kembali memainkan klitorisnya, goyangan
pinggulnya menjadi semakin cepat tak terkendali, dinding vaginanya mulai
terasa berdenyut-denyut, tiba-tiba "aaaahhh.. honey... honeyy...
FIIII.. SAYA KELUAAAARRR...AAAAAHHH.." Seketika itu juga aku merasakan
penisku disiram oleh cairan hangat dan dinding vagina wanita berusia 40
itu terasa memilin-milin penisku.. mbak Eva melepaskan bibirnya dari
bibirku, pinggulnya masih bergoyang dengan irama perlahan menikmati
sisa-sisa orgasmenya, sambil memejamkan matanya ia tersenyum. "kamu
bener-bener hebat Fi.. aku belum pernah mengalami sensasi seks seperti
ini.. never..." Kembali aku melirik ke arah pintu, kulihat Atika masih
mengintip dengan ekspresi bahagia bercampur iri. Bahagia karena ternyata
kakaknya mendapat kepuasan sexual yang belum pernah dirasakannya selama
ini, iri karena kakaknya mendapatkan kepuasan itu saat ini dan bisa
memperolehnya lagi kapan saja sedangkan Atika masih harus menunggu
sebulan lagi sampai suaminya pulang. Itupun kalau si suami bisa
memuaskannya lahir batin. Terutama sesudah kasus di Dubai. Aku mencium
pipi mbak Eva aku berbisik "Saya belum keluar mbak.." Perempuan itu
membuka matanya dan memandangku dengan penuh kasih sayang "honey.. saya
jamin.. kamu akan keluar dalam waktu tidak lebih dari 3 menit.." Ia
mencabut penisku dari vaginanya dan membalikkan badannya.
Kembali ia berlutut di hadapanku sambil mulai mengocok penisku "my god
Fi... punya kamu ini kok keliatannya makin lama makin besar aja sih.."
Kulihat Atika masih juga mengintip dengan mulut sedikit ternganga. Ia
tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya melihat besarnya ukuran penisku
dibandingkan dengan jemari dan mulut kakaknya. Tanpa menunggu jawabanku,
mbak Eva mulai mengulum dan menyedot penisku dengan cepat. Tangannya
yang satu mengocok penisku dan yang lainnya meremas-remas kedua bola ku.
Kombinasi tangan, bibir, dan lidahnya ini benar-benar tidak mampu
mebuatku bertahan lebih lama lagi. Kurasakan penisku semakin menegang..
semakin menegang... "mbaaak..saya.. saya mau mbaak.." mbak Eva
mempercepat kocokan dan sedotannya seraya mengangguk memberi tanda OK
untuk memuncratkan maniku di dalam mulutnya.
Aku mengerutkan alisku, wajahku menyeringai nikmat, mataku
terpejam.."mbaaakk..saya ngga kuat lagi mbaakk..OAAAAAAHHHH"
craaat..craaat.. craaat.. pada 3 muncratan pertama ini mata mbak Eva
terbelalak ketika menerima muncratan maniku di dalam mulutnya.. tampak
ia gelagapan sejenak karena belum terbiasa..beberapa tetes mani mulai
mengalir keluar dari ujung bibirnya.. mbak Eva memejamkan matanya dan
GLEK.. dia menelan semua mani yang ada di mulutnya..dan dengan cepat
mengeluarkan penisku dari mulutnya seraya masih terus mengocoknya
dan..crat..crat..crat.. 3 muncratan berikutnya mengenai mata, pipi, dan
bibirnya.. kulirik Atika ternganga melihat kakaknya yang berusia 40
tahun itu bisa dengan buasnya menjilati air mani seorang bekas muridnya
yang baru seminggu tinggal di rumahnya. Kulihat Atika meremas buah
dadanya sendiri beberapa kali sebelum ia menyelinap dan hilang dari
pandanganku.
Aku mengangkat tubuh mbak Eva dan kupeluk ia erat-erat "I think we need
to hurry.. we're getting late.." bisikku. "Yes you're right.. honey...
saya pergi duluan ya... see ya tonight " janda montok itu mengedipkan
matanya sambil membenahi bajunya. Aku bergegas keluar sambil memikirkan
Atika. Bagaimana aku menjelaskan semua ini padanya ? Aku masuk kembali
ke kamar mandi untuk take the second shower .. sayup-sayup terdengar
teriakan mbak Eva "honey... saya duluan ya.. byeee.." lalu terdengar
suara mobilnya keluar dari garasi. Sambil menikmati siraman air hangat
beberapa skenario penjelasan keluar di benakku tapi tak ada satupun yang
kelihatannya masuk akal untuk Atika.. tapi..wait a minute... kenapa aku
harus menjelaskan padanya? kenapa tidak melibatkannya saja sekalian
dalam permainan ini... dan dia punya alasan untuk melakukan ini..
kesepian.... suami pengkhianat..... YES!! THAT'S THE ANSWER !!
Cepat-cepat aku menyelesaikan mandiku kemudian dengan mengenakan handuk
di pinggang aku berjingkat menuju kamar Atika. Aku yakin ia ada di
dalam.
Kuintip dia dari jendela.. YES.. dia ada di dalam.. tapi apa yang sedang
dilakukannya..? Tampak Atika tidur membelakangiku menghadap lemari
kaca. Kuperhatikan dengan seksama tubuh tinggi semampai mirip Dian
Nitami itu. Baru kusadari bahwa Atika memiliki tubuh yang sangat
menggairahkan. Tinggi semampai, kulit putih dengan otot kencang tanpa
kerutan, wajah manis, buah dada sedang dan ketat, pinggul
besar.....BOY.. I really.. really want her.. and I mean..NOW... tanpa
sadar penisku kembali berdiri tegak. Dalam hati aku mengutuk suami
Atika..Stupid husband !! Sudah punya istri begini cantik dan
menggairahkan, masih saja cari-cari di luar... (untung aku berlum
menikah.. jadi bisa maki-maki seperti itu..).
Sambil berbaring Atika menggesek-gesekkan kedua pahanya. Ia juga
memasukkan jari tangan kanannya ke dalam CD tipisnya yang berwarna pink.
CD nya terlihat karena rok mini hitamnya telah melorot sampai di bawah
pinggul. Dari kaca di hadapannya kulihat tangan kiri Atika sambil
memejamkan matanya sedang meremas-remas buah dadanya yang sedang namun
penuh terisi sambil sesekali memilin-milin puting merah jambunya yang
terlihat tegang berdiri itu.. god.. rupanya ia sedang bermasturbasi
untuk menyalurkan birahinya yang bangkit akibat melihat aku menyetubuhi
kakaknya. Hmm perfect time.. pikirku. Diam-diam aku masuk ke dalam
kamarnya dan dengan berjingkat mendekati kasur busanya. Kujatuhkan
handukku sehingga dalam waktu sedetik aku sudah dalam keadaan telanjang
bulat dan penisku sudah berdiri dengan gagah perkasa menanti tempat
untuk berlabuh.Lapat-lapat kudengar istri kesepian itu merintih seirama
dengan gerak tangannya di selangkangan.
Secepat kilat dan tanpa terdengar aku berbaring dibelakangnya,
menyusupkan tangan kiriku melalui kepala kirinya untuk memiting lehernya
dengan siku sebelah dalam. Bersamaan dengan itu, dengan tak kalah
cepatnya aku menyusupkan tangan kananku ke dalam CD Atika, meminggirkan
jermarinya dengan paksa, dan mulai mengocokkan jari tengah dan
telunjukku di klitnya yang sudah sangat membengkak itu...
"WAAAAAAA" Atika menjerit kaget melihat tubuhnya dipiting oleh seorang
laki-laki bugil yang tangannya kini tengah mempermainkan klitorisnya. Ia
pun terlihat shock ketika penis besarku menggesek kulit punggungnya
yang putih mulus itu "R..Rafi !!! NGAPAIN KAMU !!" bentaknya sambil
merapatkan kedua pahanya dan berusaha menarik tangan kananku yang
semakin cepat mempermainkan klit dan vaginanya yang sudah banjir tak
keruan itu..
Tangan kiriku yang kupergunakan untuk memiting dengan cepat kuturunkan
ke arah dadanya dan dengan sigap meremas kedua buah dadanya yang nampak
ranum dan telah terlepas dari BH pink nya. Puting nya yang berwarna
merah jambu kecoklatan itu sudah menegang pertanda birahinya sudah
sampai di puncak "OUH..ANJING kamu Fi.. BANGSAAAT.." makinya sambil
meronta-ronta mencoba melepaskan dari pelukanku, remasanku di kedua buah
dadanya, dan kocokanku di klitorisnya "leppaskan aku.. LEPASKAN !!"
"Aku akan melepaskan kamu kalau kamu jawab pertanyaanku" Aku berbisik
sambil menempelkan pipi kiriku ke kupingnya "Berapa lama kamu mengintip
kami tadi..?" Atika terkejut dan menghentikan rontaanya, sehingga tanpa
sadar pinggulnya mulai bergerak menahan rasa geli dan nikmat atas
kocokan jariku di klitorisnya "Jawab Tika..." kataku sambil mulai
menjilati telinga kanannya. Atika meringis kegelian. "Sejak.. sejak dia
menghisap barangmu pertama kali..." SHIT ! So she saw the whole thing !!
Tiba-tiba tubuh Atika kembali meronta dan ia menjerit "You bastard..
you.. you fucked my sister !!" Perempuan ini rupanya tidak gampang
menyerah.. harus ada sedikit shock therapy. "YES, I FUCKED HER !! I
FUCKED YOUR SISTER !! But I fucked her because she needed it... she
wanted it ..so bad .. AS BAD AS YOU DO !!!" bentakku sambil dengan kasar
sambil menurunkan CD nya dan dengan bantuan kaki kulempar CD itu ke
lantai. Atika tampak shock mendengar kata-kataku ini badannya bergetar
menahan emosi sedang matanya terlihat membenarkan perkataanku itu. Ia
menghentikan rontaannya.
Dengan cepat kuletakkan kembali jemari kananku di vagina adik mbak Eva
itu dan.. ."AAAUWW.." Atika menjerit sambil menggigit bibirnya ketika
kutusukkan jari tengahku ke dalam vaginanya. Ia meringis sambil
menggeleng-gelengkan kepalanya.. "No.no..Fi.. you can't do this.. I AM
MARRIED !!!" "Yes you're right Tik.. you're married.. dan sementara kamu
kesepian disini.. suamimu berpesta pora dengan isteri orang di tempat
lain.. wake up Tika.. wake up.. kamu begitu sering kesepian..begitu
sering dikhianati.. dimataku kamu terlalu cantik dan terlalu baik untuk
diperlakukan seperti ini oleh suamimu.. you don't deserve this.." Atika
terdiam tak ada lagi perlawanan dalam dirinya.. ia memejamkan matanya
rapat-rapat..di ujungnya terlihat air mata menetes selama 5 detik..yang
kemudian dihapus oleh tangannya sendiri... sesaat kemudian seraya masih
menggigit bibir, pinggulnya mulai bergelinjang seirama dengan
tusukan-tusukan tanganku di vaginanya.
Terdengar bunyi kecipak pertanda vaginanya sudah dalam keadaan yang
sangat banjir..Aku yakin, air matanya itu adalah air mata dendam pada
suaminya yang menerlantarkan dan mengkhianatinya...bukan karena
perlakuanku padanya saat ini... Tampak Atika menahan nafasnya ketika
kumasukkan juga jari telunjukku ke dalam vaginanya "ssssshh...
ssssshhh.." desisnya tanpa memberikan perlawanan lagi.. YESS dia mulai
menikmatinya.. Aku mulai menciumi lehernya.. menjilati kuping
kanannya... Tubuh Atika mulai menggelinjang geli.. "Atika sayang.."
bisikku lembut "Gimana kalau untuk sementara kamu melupakan bahwa kamu
isteri orang ? Pikirkan saja tentang kesendiranmu.. kesepianmu.. sakitmu
karena dikhianati.. kamu butuh belaian laki-laki Tika.. persis sperti
kakakmu dan kamu berdua memiliki aku... you can share right ? You have
nothing to loose..."
Sambil berkata demikian ku arahkan penisku ke pintu vaginanya. Dari arah
belakang kutempelkan kepala penisku tepat di bibir dalam vaginanya..
Atika terkseiap, kurasakan otot-otot badannya menegang.. ia menoleh ke
arahku dengan pandangan memohon.. "Fi.. please... not now...a..aku masih
ragu.. aku takut.." "takut apa non..?" tanyaku mesra seraya mulai
memasukkan kepala penisku ke dalam vaginanya dan kuputar-putar di
dalamnya..
"HHH..Fi...g.ggellii..j..jangan Fi.. please.." bisiknya memelas
bercampur dengan rintihan kenikmatan "a..aku takut karena aku belum
pernah nyeleweng.. ouhh.." Aku terus memutar kepala penisku di dalam
vaginanya sambil ku dorong milimeter demi milimeter.. "Fi..ouh..please..
jangan dulu j..jangaAAAAKHHH...AAAAAHH..!!!" Atika menjerit keras
ketika dengan sekali sodok kuamblaskan penis raksasaku ke dalam vagina
yang ternyata lebih kecil dari milik kakaknya. Kulihat mata Atika
terbelalak.. mulutnya ternganga.. wajahnya mencerminkan rasa terkejut
bercampur cemas.. nafasnya semakin memburu.. buah dadanya bergerak naik
turun dengan cepat.. "Tika.." bisikku mesra "Setelah ini kamu tidak akan
pernah berpikir lagi bahwa kamu isteri orang.." Aku mulai
memompapenisku perlahan-lahan.. kemudian makin cepat.. makin cepat..
"Aahhh.. Fi.. pelan-pelannn.. pelan-pelaannn.. punyamu besar betul..aku
takut sakiit,, Ufff.. no wonder Eva loves to suck it sooo much..."
Selepas 5 menit Atika mulai menaikkan paha kanannya untuk memudahkan
goyanganku... dan rintihannya sudah berubah menjadi erangan-erangan
keras.. ia pun sudah membiarkan tanganku dengan bebas meremas-remas buah
dadanya dan memelintir putingnya yang ternyata lebih kencang dari
kakaknya.. Ooohh Atika.. akhirnya menyerah juga kamu.. gerakan-gerakan
Atika mulai terlihat rileks dan natural namun suasana tegang akibat
pemaksaanku di awal permainan ini ternyata belum cair.
Well keliatannya aku harus membuat suasana yang enjoy untuk kedua belah
pihak.. Tiba-tiba kuhentikan pompaanku dan kukeluarkan penisku dari
vaginanya. Atika menoleh ke belakang menatapku dengan pandangan
bertanya-tanya "W..why ?" "You want me to stop..? I don't know.. may be
for some reason.. ya know.." pancingku sambil tersenyum menggoda.. Atika
menyeringai lebar.. belum pernah kulihat ia tersenyum semanis itu..
kubalikkan badan Atika, kupegang kedua pipinya, kudekatkan wajahke ke
wajahnya... lalu dengan lembut ku kecup bibirnya yang mungil itu
?Tika.." bisikku dengan suara serak "Aku akan menggantikan suamimu
selama dia tidak disini.. dan tak akan kubiarkan kamu sendirian dan
kesepian lagi.." Atika menatapku dengan pancaran mata penuh kebahagiaan
"Promise..?" tanyanya sambil terus menatapku. Hening sejenak sebelum aku
menjawab dengan mantap "I promise !" Tiba-tiba Atika merangkul leherku
dan mencium bibirku dengan buas membuatku sempat gelagapan sejenak..
bibirnya yang mungil itu melumat bibirku dan lidahnya menjelajahi
seluruh rongga mulutku. Nafasnya yang mendengus-dengus bercampur dengan
rintihan kenikmatan ketika buah dadanya bergencetan dengan dada
bidangku.
Dengan tak kalah buasnya ku dorong tubuh Atika sehingga terhempas di
atas kasur lalu dengan sekali renggut kubuka baju dan BH nya yang memang
sudah hampir lepas sedari tadi. Atika pun dengan tak kalah cepatnya
melepaskan roknya dan melemparkannya ke lantai sehingga kami berdua
sudah dalam keadaan bugil. Dengan segera kutindih tubuh sintal wanita
berparas mirip Dian Nitami. Kami dengan buasnya saling berciuman,
menggigit, menjilat telinga, leher, dan puting.Suara-suara kecupan dan
rintihan terdengar riuh di dalam kamar bernuansa biru muda itu. Air liur
kami berceceran di seluruh tubuh. Tak kusangka gaya bercinta Atika
seperti itu ... beda sekali dengan kakanya yang halus dan lembut.. Atika
dalam menyalurkan birahinya cenderung berperilaku histeris. Ini
terbukti dengan jeritan-jeritannya dan gerakan-gerakan tubuhnya yang
nyaris tak terkontrol. Tanpa membuang waktu lebih lama lagi kutempelkan
kepala penisku di liang vaginanya dan dengan sekali tojosan penisku
tenggelam di dalam vagina berbulu lebat itu.. "OAAHHH.. besar sekali..
FUCK ME HARD FI.. FUCK ME HARD !!!" jeritnya histeris. Tanpa basa basi
aku memompakan penisku dengan keras dan cepat ke dalam vagina kecil itu.
Tubuh langsing Atika terguncang-guncang dan buah dadanya tampak
terlempar ke kiri dan ke kanan.
Paha atasku berbenturan dengan pantat Atika menimbulkan suara yang
berirama cepat..."plak..plak..plak..plak..plak.." Aku terus memompa
sambil mengulum kedua buah dadanya. Pompaanku ini terus berlangsung
selama 5 menit. Tiba-tiba aku merasa seluruh syarafku menegang..penisku
mulai berdenyut-denyut "Tika.. I think I am gonna cum.." erangku sambil
mempercepat sodokanku. Atika memelukku dengan erat dan mencium bibirku
sekuat-kuatnya .. pinggulnya berputar-putar semakin cepat juga "Mmmph..
me too...hh.. me too..hhh.. emphhh... emmmph.. EMPHHHHHHH FIIIIII"
jeritnya seraya memanggil namaku ketika kurasakan seluruh otot perempuan
itu menegang. Atika mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi sambil
menyemburkan cairan hangat di dalam vaginanya ..disaat yang hampir
bersamaan aku menyemprokan cairan maniku ke dalam vagina kecil yang
sudan sangat becek itu..
Selama kurang lebih 5 menit kami bertindihan dengan lemas menikmati
sensasi-sensasi seksual di seluruh tubuh kami.. ketika aku mengangkat
wajahku tampak wajah Atika bersemu merah tanda ia mencapai kepuasan yang
tiada taranya.. bibirnya menyunggingkan senyum dan matanya masih
terpejam. Aku mengecup bibirnya "puas Tik?" Atik membuka matanya seraya
menghela nafas "Kamu benar-benar seperti oase di padang pasir buatku
Fi.. thanks to open my eyes.." Kami berdua berbaring dan berpelukan
dengan mesra untuk beberapa saat "Tika.. I hate to say this.. but I have
to go to the office.." "No Fi.. please.. not until I taste your cum..
like what Eva had.." Bisiknya sambil tersenyum. Aku tertawa. My god..
this girl.. setengah jam yang lalu ia masih meronta-ronta menolakku..
tapi sekarang malah minta nambah... dasar.. "Lunch time OK?" aku
bergegas ke kamar mandi lagi.. Another shower !!
Siang itu aku sengaja pulang ke rumah untuk lunch dan memuaskan birahi
Atika yang ternyata sangat besar.. hampir aku tak percaya bahwa
perempuan yang berlibido nyaris seperti seorang penderita hipersex itu
bisa menjalani hidup tanpa sentuhan lelaki selama 4 bulan
berturut-turut. Siang ini, aku memenuhi permintaan Atika untuk
menyetubuhinya di atas meja dan di bawah pancuran air kamar mandi.
Dan... tentunya, seperti permintaannya, kubiarkan dia menelan habis
maniku ketika ia membuatku orgasme dengan kepiawaian oral sexnya.
Pembaca setia, tentunya anda bertanya-tanya bagaimana aku memanage
hubunganku dengan mantan guruku mbak Eva dan adiknya Atika. Sehari
sesudah permainan histerikku dengan Atika, mbak Eva menemuiku. "Atika
told me what you did to her yesterday.." Kata-kata singkat itu di
ucapkan dengan nada bergetar menahan emosi. Aku betul-betul lemas
mendengarnya.. yah.. kejadian juga.. bisa-bisa malah aku kehilangan mbak
Eva karena perbuatanku ini.. Akhirnya aku mengusulkan untuk melibatkan
Atika dalam pembicaraan ini yang akhirnya membawa kami bertiga pada
suatu diskusi paling terbuka yang pernah aku alami. Mbak Eva, Atika ,
dan aku saling membagi perasaan kami dengan apa adanya, tanpa basa-basi,
tanpa maksud terselubung.. luar biasa !! keterbukaan ini, ajaibnya,
membuat perasaan kasih sayang diantara kami semakin kuat. Akhirnya kami
sepakat, bahwa dalam seminggu 2 hari waktuku untuk mbak Eva, 1 hari
kosong, 2 hari berikutnya untuk Atika, dan 2 hari sisanya kosong. Karena
hubungan kami ini murni hubungan sexual, maka sengaja kami masukkan
hari-hari kosong untuk memberi kesempatan tubuhku beristirahat. Tapi
ya... dalam praktek sih.. itu terserah aku.. kalau aku sedang mood untuk
permainan kasar.. ya aku temui Atika.. kalau sedang mood permainan
lembut.. ya aku temui kakaknya.. GILA ! Ini memang pengalamanku yang
paling gila !! But its REAL !!!
"Buka mulutnya dong mas Rafi.." Maria menyodorkan sepotong kue ke
mulutku. Aku menyambutnya sambil pura-pura menggonggong sehingga membuat
anak gadis mbak Eva itu tertawa geli melihat tingkahku. Hari ini genap
sudah sebulan aku tinggal di keluarga mbak Eva. Seminggu terakhir ini
load pekerjaanku agak berkurang sehingga hari-hari 'kosong' ku selain
kupergunakan untuk memberi kepuasan 'extra' pada mbak Eva dan Atika
('kan hari 'kosong' mestinya istirahat..), juga kupergunakan untuk
mengenal Maria lebih dekat. Anak gadis yang semula kutaksir berusia 18
tahun itu ternyata berumur 21. "Mama memang kawin muda.. dia melahirkan
Ria ketika berumur 19 tahun..!! Hebat ya ?" Katanya ketika kutanya usia
sesungguhnya. Ya, aku tahu kalau mamamu hebat Maria.. mamamu dan tantemu
adalah wanita-wanita yang hebat di atas ranjang.. hebatnya lagi, mereka
bisa menutupinya darimu...."Kalau kamu sendiri gimana ?" tanyaku
memancing "Yaaa.. yang penting kuliah selesai dulu.. tapi, ngga juga
sih.. namanya juga jodoh.. kita ngga pernah tau..
kalau besok tiba-tiba datang seorang pangeran tampan yang kaya raya dan
baik hati lalu melamar Ria ? Masak nolak?" "Kalau gitu kuliahnya ngga
selesai dong..""Lho mas ini gimana, ya kasih syarat dong.. boleh kau
melamarku tapi biarkan aku menyelesaikan studi ku.. gitu looo.." Maria
memang anak yang sangat cerdas. Buktinya tahun depan ia akan meraih
gelar insinyur di IPB. Dengan pengetahuannya yang luas ia selalu menjadi
teman diskusi yang menyenangkan ditambah lagi dengan sifat keibuan dan
perhatiannya yang tinggi pada orang lain, membuat Maria menjadi sosok
ideal bagi setiap pria untuk dijadikan seorang pendamping hidup.. Oh
satu lagi.. soal fisik ! Tubuh Maria adalah kombinasi antara mbak Eva
dan Atika. Tubuhnya tinggi semampai, ukuran buah dadanya persis seperti
ibunya dan jauh lebih kencang dan ketat, maklum... perawan. Gadis ini
juga mempunyai hobi mengkoleksi BH yang bentuknya aneh-aneh... entah
dari mana didapatnya itu..
Seperti saat ini karena ia mengenakan kaos komprang bergambar Tweety
favoritnya maka bila lengannya diangkat, maka terlihatlah buah dadanya
yang besar itu dibalut oleh BH nya yang bermodel bikini dimana cupnya
berbentuk sarang laba-laba sehingga kulit buah dadanya yang putih itu
dapat terlihat. Putingnya ditutup oleh gambar seekor laba-laba kecil.
Bila sedang bercerita dengan semangat, tampak gundukan besar itu
bergoyang-goyang. Wuih.. syurr juga aku dibuatnya. Urusan wajah, Maria
lebih mirip ayahnya yang asli Solo. Kalau dicari bandingannya raut
wajahnya bisa dimirip-miripkan dengan Widi AB THREE. Hanya saja, hidung
Maria lebih mancung dan tubuhnya lebih tinggi dan seksi. Secara
keseluruhan, Maria jauh lebih menarik dibanding Widi. Terus terang, aku
betah duduk berlama-lama di dekatnya..
"So, gimana Fi ? Bisa ngga kamu nganter si Ria survey ?" mbak Eva
bertanya seraya memberikan piring penuh dengan nasi hangat kepadaku.
Sore itu aku ia mentraktir seluruh keluarganya karena mendapat promosi
menjadi direktur program di kursus bahasa Inggris tempatnya bekerja.
"Iya mas, Ria harus survey tentang pola tani di daerah perbukitan. Ini
juga baru survey lokasi kok.. belum penelitiannya.. jadi paling lama
cuma makan waktu 2 hari.." Seekor kucing kelaparan tentu tak akan
menolak diberi ikan asin. Dan bagiku, Maria adalah ikan kakap !! "Sure..
ngga masalah.. kapan kita berangkat ?" Tanyaku enteng.. "Gimana kalo
malam ini juga mas..." "Malam ini ?" seruku bersamaan dengan Atika. Mbak
Eva tak kuasa untuk menyembunyikan senyumnya. Ia mengerti, karena malam
ini seharusnya aku adalah 'jatah' Atika. Dan hari Senin, suami Atika
akan pulang dari Dubai. "Iya, malam ini, supaya Minggu sore kita sudah
sampai lagi ke Bogor.. soalnya kalau Minggu pulangnya kemalaman, kasian
mas Rafi.. Senin kan harus ngantor... gimana mas ?" Maria memandangku
dengan kerlingan mata bundarnya yang indah.. "I don't mind.. lets go
then.." jawabku seraya melirik Atika. Istri kesepian itu tak dapat
menyembunyikan kekecewaannya. Alisnya mengkerut, bibirnya merengut, dan
matanya menatapku kesal. Well.. I am sorry my dear.. keliatannya aku
harus mengecewakanmu nanti malam...
Aku berjalan sambil menggendong ransel tentara di pundak. Aku dan Maria
tengah menyusuri sebuah sungai yang terletak 60 km di selatan Bogor.
Kami sedang bersiap-siap melintasi sungai itu untuk mencapai desa Batu
Sumur yang terletak di areal yang berbukit-bukit. Dari deskripsi yang
diberikan oleh dinas pembinaan desa Pemda Jawa Barat, desa tersebut
tampaknya ideal untuk proyek penelitian akhirnya Maria.
Masih terngiang bisikan mbak Eva ketika melepaskan kepergian kami "Fi..
promise me.. please don't touch her.. she is still a virgin.. ". Saat
itu aku hanya tersenyum.. dan aku bersyukur bahwa I don't give my word
to Eva, karena semakin lama berdua dengan Maria, semakin sexy
penampilannya dimataku.. (dasar mata keranjang... susah..!!) "Wah,
jembatan kayunya masih 2 km lagi dari sini mas.." Ria menunjuk lokasi
jembatan itu di peta "Tapi jembatan tali sudah keliatan.. tuh dia.."
Gadis manis itu menunjuk ke sebuah jembatan darurat terbuat dari tali
tambang yang disimpul erat. Kuperhatikan wajah manis yang menggunakan
topi tentara, kemeja lapangan berwarna coklat, dan celana pendek
komprang dengan warna yang sama. Kemeja itu tak dapat menyembunyikan
keindahan tubuhnya.
Di bagian dada tampak kancing-kancingnya agak tertarik karena desakan
dua buah dadanya yang besar itu (kutaksir sekitar 36..). Namun karena
badannya yang tinggi (sedikit lebih pendek dariku yang 176 cm..)
bentuknya jadi proporsional.. dan indah.... titik-titik keringat
berkumpul di ujung hidung mancungnya.. bibirnya yang mungil nampak
kering oleh panasnya udara.. kain di sekitar ketiaknya basah oleh
keringat. Aku memandang jembatan tali itu dengan agak kawatir.. "Apa
kuat menahan beban tubuh kita ? Apa tidak sebaiknya kita pergi menuju ke
jembatan kayu ?" tanyaku sambil melihat potongan ilalang dan bercak
tanah merah yang menempel di betis dan pahanya yang mulus itu. "And walk
for another 2 Kilo ?.. hmm.. mas Rafi..sebentar lagi kayaknya mau hujan
deh.. jadi kita harus cepat-cepat, no risk no gain.." katanya sambil
tersenyum.
Benar juga. Soalnya dari sungai itu kita masih harus jalan 5 km lagi
untuk sampai ke desa. Tampak tangannya membuka kancing kemejanya yang ke
satu dan kedua.. sehingga putihnya gundukan besar buah dada itu
terlihat olehku. Udara mendung sore itu semakin terasa gerah saja.. "Ok
kalau begitu biar aku dulu yang nyeberang.. baru kamu.. sungainya juga
keliatan ngga terlalu dalem kok.. " kataku seraya menapakkan kakiku di
jembatan tali itu.. Aku merayap perlahan-lahan.. memang tali itu sangat
kokoh sehingga kekhawatiranku berkurang.. "Mas.. Ria juga naik ya ....
talinya kuat kan.. " Tanpa menunggu jawabanku, gadis bertubuh tinggi
sintal itu mulai merayap di belakangku.. tali mulai bergoyang-goyang..
ingin aku berteriak untuk menyuruhnya kembali, namun kuurungkan karena
kawatir ia terkejut.. geraknya semakin cepat ke arahku yang masih
menunggu.. tiba-tiba kaki gadis itu tergelincir... badannya yang
dibebani ransel kehilangan keseimbangan dan.. "Mas.. AAAAAAAAIII... "
BYUUURRRR.. Maria tercebur ke dalam sungai berwarna coklat itu.. Aku
terkejut melihat gadis itu menggapai-gapai.. My GOD..Maria rupanya tidak
bisa berenang !! Tanpa pikir panjang kulempar ranselku dan terjun ke
sungai.
Tanganku memeluk lehernya dari belakang dan kuseret ke sisi tujuan kami.
Tubuh Maria terasa berat karena ia masih membawa ransel. Maria
megap-megap dengan wajah pucat karena terkejut. "Ngga apa..ngga apa..its
OK.. you're save now.." Kataku sambil memeluk erat tubuh sintal Maria..
wouww.. dalam suasana panik seperti itu masih juga dadaku terasa
berdesir.. benar-benar montok tubuh perawan ini terasa dalam pelukanku..
dengan spontan kucium keningnya untuk menenangkan Maria yang masih
pucat dan gemetar karena kaget. Tetesan air dari langit perlahan
mengetuk-ngetuk muka kami.. dan dalam 1 menit hujan turun dengan
lebatnya diikuti oleh kilat yang menyambar.. What a day... aku
melepaskan pelukanku dan menyapu sekelilingku dengan pandangan.. ahhhh
thank god, kuliat sebuah gubuk kira-kira 200 m di depan kami. "Maria..
disitu ada gubuk" kataku riang "ayo kita kesana.." kuangkat tubuh gadis
itu dan kupapah menuju gubuk itu.
Gubuk itu rupanya tak berpenghuni. Perfect! lalu kubuka ransel Maria.
Hanya ada bivak untuk bermalam dan kaleng makanan dan minuman.. shit..
pakaian kering ada di ransel satu lagi yang kulepaskan ketika terjun ke
sungai.. dan ransel itu seingatku juga tercebur ke dalamnya.. ya nasib..
akhirnya ku bentangkan bivak sebagai alas duduk, dan kududukkan Maria
di atasnya "ahhhh..." terdengan gadis itu menghela nafas lega seraya
tersenyum "mas Rafi.. thanks ya Ria udah ditolongin..." Aku balas
tersenyum "its OK non.. lain kali lebih hati-hati ya ..?" Lalu kubuka
bajuku dan menggantungnya di tali jemuran tua yang masih ada di dalam
gubuk itu. Maria memandang tubuhku yang cukup atletis itu terlihat
pandangannya menyapu perlahan dari otot leherku.. otot dadaku yang
bidang.. otot perutku yang berbentuk kotak-kotak kecil.... pusarku yang
mulai ditumbuhi bulu.. semakin kebawah.. dimana bulu-buluku makin
lebat... kebawah lagi... dan berhenti di tonjolan di balik celana
pendekku ... Aku agak kikuk juga melihat penisku yang berdiri karena
udara dingin. Apalagi sambil dipandangi oleh mata cantik milik Maria
itu. Entah apa yang dipikirkannya... tiba-tiba kulihat Maria terbelalak
melihat pahaku "adduhh mas.. ada LINTAH !!" serunya sambil bangkit dan
mendekat ke pahaku. Akupun panik dibuatnya. "sebentar mas.. jangan
bergerak.. ini ada satu.. dua.." lalu dengan serius ia berputar ke
belakang, ke depan lagi.. tangannya tanpa sadar menyingkapkan celanaku
yang cukup longgar semakin ke atas.."nah.. ada satu lagi mas..hhhhh"
mendadak ia seperti hendak tersedak ketika matanya tertumbuk pada CD ku
yang basah kuyup sehingga tak kuasa menutupi testis dan batang penisku
yang jelas tercetak di kain basah itu. Mungkin seumur hidup, perawan itu
baru sekali ini melihat testis dan batang penis yang tengah berdiri
tegak itu..
Aku yang masih memusatkan perhatianku pada lintah-lintah di pahaku itu
dengan polosnya membuka celana pendekku dan memelorotkannya ke lantai
"Ria.. tolong liat lagi apakah masih ada lintah yang nempel di kakiku ?"
Mata Maria makin terbelalak, karena kini terlihat benar bentuk batang
penisku yang tengah berdiri itu dari luar CD basahku.. bahkan belakangan
baru kusadari kepalanya yang laksana helm perang dunia II itu menyembul
keluar mengarah ke pusar. "Emmm.. emmmm.. ngga deh mas.. cu..cuman
tiga.." jawabnya tergagap sambil terus menatap kepala penisku. Aku masih
juga belum 'ngeh' akan situasi yang sebenarnya bisa menjadi
'opportunity' ... masih dengan naifnya aku berkata pada anak mbak Eva
itu "Ria.. jangan-jangan di tubuh dan kakimu ada juga lintah menempel..
sebaiknya kamu periksa dulu.." Mendengar itu Maria langsung berdiri dan
bergegas membuka kemeja basahnya. Dibukanya kancing kemejanya yang
ketiga.. (belahan buah dadanya semakin jelas..) keempat.. (buah dadanya
sudah terlihat lebih jelas.. putih warnanya di bawah cahaya matahari
menjelang senja..) dan terakhir..Maria membuka bajunya dengan kedua
tangannya ke samping.. di saat itulah aku melihat kedua buah dada besar
berukuran 36 itu menggelantung menantang untuk di jamah. Dan BH nya...
my god... model BH nya..!!! Maria menggunakan BH berwarna merah dengan
bentuk bikini yang talinya hanya selebar 1/2 cm !! Tapi yang membuat
kepala penisku semakin menyembul dari CD ku adalah penutup putingnya
yang terbuat dari bahan transparan berbentuk bibir Mick Jagger.
Akibatnya, mataku dapat melihat dengan jelas puting berwarna coklat
kemerahan itu berdiri tegak di tengah dinginnya hujan. Karena
terburu-buru melepaskan, pakaian Maria tersangkut di kedua sikunya di
belakang punggungnya. Gadis itu menggoyang-goyangkan tangannya untuk
bisa segera terbebas dari belitan bajunya. Akibatnya, buah dadanya
bergeletar dan bergayut ke kanan dan ke kiri. Getarannya persis seperti
getaran puding besar yang diguncang piringnya. Aku mulai terangsang
melihat gadis setengah telanjang itu menggeliat-geliat di hadapanku.
Kembali terngiang pesan ibunya di telingaku.. "Fi.. promise me.. please
don't touch her.. she is still a virgin.. ". Kembali kulihat buah dada
besar dengan putingnya yang bergelayut itu... Ou what the hell...
kuhampiri tubuh mulus itu dan kuputar sehingga ia membelakangiku "Sini
kubantu Ri.." tanganku menarik bajunya hingga terlepas. "Sorry Ria.. ini
supaya cepat.." kutempelkan dada dan perutku di punggungnya yang polos
itu.. kujulurkan tanganku seakan memeluk perut depannya.. dan tanganku
membuka celana pendek komprangnya dan dengan cepat menurunkan resleting.
Ketika resletingnya sudah mencapai dasar dengan sengaja kutekan
resleting itu bersama jari-jariku ke selangkangannya "Ahhhh... mas
Rafi..." desahnya sambil melirik ke belakang dengan pandangan merajuk.
Saat itu praktis aku memeluk tubuh perawan itu dari belakang.
Bagian depan tubuhku kutempelkan ke punggungnya. Penisku yang semakin
besar itu dengan tenangnya berlabuh di belahan pantat Maria yang sekal
itu.. Gadis itu rupanya merasa bahwa penisku menempel di belahan
pantatnya tiba-tiba aku merasakan bahwa Maria sengaja menggerakkan otot
pantatnya sehingga kedua buah pantatnya bergerak menjepit penisku..
aaaawww.. nikmatnya... yess keliatannya gadis ini sudah mulai
terpengaruh suasana... saat itu pipi kananku menempel di kuping kirinya.
Dari balik punggungnya kulihat ke bawah buah dadanya yang besar dan
ketat itu berbentuk kerucut dengan putingnya yang sudah menonjol.. entah
karena dingin... atau karena suasana... "Ria.." bisikku dengan serak..
"jangan panik ya.. di dada sebelah kiri kamu ada lintah.. Ria tercekat..
dengan raut muka ketakutan ia memandang buah dada kirinya
dan.."Iiiiiiih... mas... jijik.. buangin dooongg.." "ya..ya.. biar aku
periksa dulu lainnya.. supaya yakin ada berapa lintah yang ada di tubuh
kamu.." Akupun melepaskan celana pendeknya, sehingga saat itu.. kami dua
orang anak manusia berlainan jenis, berpelukan dengan hanya memakai
pakaian dalam. Bentuk CD Maria lagi-lagi lain dari pada yang lain..
bentuknya sih standar.. tapi di daerah vaginanya ditutupi oleh kain
bermotif jaring, sehingga otomatis dari jaring itu keluarlah bulu-bulu
keriting yang sangat lebat itu.. nafsuku sudah naik ke kepala.
Aku sudah tak peduli dengan pesan-pesan ibunya... di dalam pikiranku
sekarang cuma ada satu kata.. "Perawani !!". Tanganku mulai meraba-raba
punggungnya dari atas.. ke bawah...melewati pinggang.. pantat... buah
pantat kanan.. "mas...apa ngga bisa dilihat aja ? kalau diraba kan
geli.." ujarnya tersenyum.. belum juga bisa kutebak senyum itu.. apakah
artinya.. teruskan... atau..stop..!! "biar yakin aja Ria.. " kataku
sambil meneruskan rabaanku ke buah pantat kiri.. lalu kutelusuri belahan
pantatnya ke bawah.. melewati anus.. terus ke selangkangan.. dan
kutekan tanganku di vaginanya "Aaaaaa.. mas Rafi aaa.. tangannya kok
nakal.. nanti Ria marah nih.."
Lagi-lagi anak mbak Eva itu melirikku dengan pandangan merajuk.. kuputar
lagi tubuhnya sehingga kita saling berhadapan, kemudian aku berjongkok
dan kulihat ada 2 lintah menempel di paha bagian dalam kiri dan kanan..
bener-bener hebat lintah-lintah itu.. tau benar dia tempat-tempat
strategis untuk menghisap darah.. tak lupa aku memandang ke arah
selangkangannya yang hanya tertutup jaring itu sehingga tampak jelas
segunduk daging gemuk yang ditutupi bulu-bulu keriting nan lebat itu.
Maria melihat tingkahku itu dan dengan segera menutupinya dengan jari
tangannya.."mas Rafiiii... kok malah ngintip sihh.. mbok tolong buangin
lintahnya.. nanti Ria bilangin mama lo.." rajuknya dengan manja.
"Oke..Oke.. begini caranya... lintah ini akan kita taburi garam.., lalu
kita buang.. begitu sudah lepas.. sebaiknya bekas gigitan lintah itu
kita sedot dan buang darahnya ke lantai supaya tak ada racun yang
masuk.. is that clear..?" Ria mengangguk mendengar penjelasanku yang --
terus terang -- cuma didasari oleh logika "ngeres" itu. Aku mengambil
garam yodium di ransel Maria, dan mulai kutaburi di lintah yang menempel
di dada kirinya.. "Ria .. sorry.. bisa dibuka BH nya semua ? aku takut
kalau lintahnya lepas malah jatuh ke dalam cup BH.. bisa berabe nanti.. "
Ria mengangguk menuruti permintaanku yang ditunjang mimik serius itu..
ia menjulurkan kedua tangannya ke belakang punggung dan... tassss..
terlepaslah kedua buah dada cantik itu dan bergelayut dengan menantang.
Begitu dekatnya mataku sehingga aku bisa melihat urat-urat birunya di
sepanjang buah dada itu.
Tangan kananku memegang buah dada kirinya, mengangkatnya.. "sssss... mau
diapain mas..?" bisiknya mendesis geli.." supaya garamnya ngga
kemana-mana.." jawabku seenaknya.. lalu kutaburi lagi lintah itu dengan
garam seraya menempelkan jari telunjukku di ujung putingnya.. "mmass.."
Maria menatap mukaku dengan mata sayu karena geli.. tubuhnya mulai
menggeliat pelan.. beberapa detik kemudian lintah itu menggeliat-geliat
dan dengan mudah kutarik dan kubuang.... Maria meringis ketika sedotan
lintah itu terlepas.. Lalu kuturunkan mukaku, kudekati bibirku ke bekas
gigitan lintah yang berwarna biru itu, lalu perlahan-lahan kujilat..
"perih Ria..?" tanyaku.. "ehhhh.. g..geli.." rintihnya ketika aku mulai
mengecup-ngecup dadanya.. mula-mula perlahan.. kemudian sedikit keras..
dan akhirnya kusedot dengan kuat.. "Ehhhhh mmas Rafiii..?!?!?" rengeknya
sambil menjambak rambutku.. mungkin maksudnya ingin mencegah.. tapi tak
kulihat usaha sungguh-sungguh ke arah itu.. perlahan tapi pasti
kuperluas areal sedotanku bukan hanya di bekas gigitan lintah tapi
bergeser menuju putingnya..terus.. semakin dekat.. semakin dekat...
dan.... "AUUUUUUWWW... !!!"
Bersamaan dengan masuknya puting panjang Maria ke mulutku, kuselipkan
tangan kananku ke dalam selangkangannya melalui perut, kusibakkan
bulu-bulu keriting lebatnya, dan... kujamah vagina mungil yang masih
sempit itu.. Maria terbelalak dan menutup kedua pahanya. Ia belum dapat
menerima kedatangan benda asing di daerah terlarangnya. Wow.. berarti
belum pernah ada tangan lain yang piknik kesana selain aku.. kenyataan
itu membuatku semakin terangsang.. Maria menggelinjang kegelian ketika
kusedot dan kugigit puting kirinya.. ia sama sekali tidak menolak ketika
tangan kiriku mulai meremas dan memilin buahdada dan puting kanannya.
"Mmmasss..please.. stop dulu.. masih ada lintah yang mesti dibuang.."
bisiknya dengan suara serak.. stop dulu katanya.. stop dulu.. kalau
begitu pasti ada kelanjutannya.. "Ria.. coba kamu berbaring.." Maria
mengikuti permintaanku, "Sorry Ri.." kataku seraya membuka kedua belah
pahanya. Aku menelan ludahku berkali-kali.. susah betul kudeskripsikan
dengan kata-kata betapa merangsangnya ia dalam posisi itu.. lalu
kutaburkan garam sebanyak-banyaknya di atas tubuh kedua lintah yang
seharusnya kuberi tanda jasa itu karena memberi kesempatan menelanjangi
Maria di hadapanku.. dan.. lintah-lintah itu menggeliat-geliat sebelum
dengan mudah kulemparkan ke luar... kupandangi CD nya yang merangsang
itu, kupandangi bulu-bulu keriting itu.., kiturunkan wajahku mendekati
selangkangannya.. sekilas kulihat Maria mengangkat kepalanya ingin
melihat apa yang akan kulakukan di selangkangannya.. kutempelkan bibirku
di paha dalam kanannya.. bukannya kusedot, malah kutelusuri paha bagian
dalam itu ke atas mendekati vaginanya.
Bau khas vagina perempuan menusuk hidungku.. dan aku sangat hafal..
bahwa ini bau vagina yang sudah banjir !! "Ehhh...hhhhhh...ssssss
masss.. " desisnya sambil menggoyang pinggulnya ke kiri dan kanan.
Bibirku sampai sudah di vaginanya. Kukecup CD nya yang sudah basah oleh
cairan vagina Maria.. lalu dengan jari telunjukku kukuakkan CD di
selangkangannya itu ke samping sehingga tampak belahan vaginanya yang
sudah mulai terbuka namun masih tampak sempit itu.. kukecup bibir
vaginanya..kunaikkan bibirku ke arah atas dan kutemukan bagian yang
menonjol sebesar biji kacang lalu tiba-tiba.......kukecup dan
kusedot-sedot..
"AAAAHHH...ssss...MASSS" jeritnya sambil tiba-tiba bangkit dari tidurnya
sambil menjambak rambutku untuk menghentikan
aktifitasku.."mas..please..MAS RAFI..PLEASE... j..jangan mass.. nanti
Ria keterusan... OUUUHHH.." lenguhnya ketika tanpa menghiraukan
kata-katanya aku mulai memasukkan dan menggerak-gerakkan lidahku ke
dalam vaginanya. Aku menghentikan jilatanku, kuangkat wajahku ke hadapan
wajahnya.. kami berdua kini berada dalam posisi duduk...Kaki Maria
mengangkang .. sedangkan aku berlutut di hadapannya.. kupandang wajah
cantik yang kini tak berani memandang langsung mataku.. matanya hanya
memandang bibirku yang semakin dekat ke bibirnya.. semakin dekat dan..
Maria memejamkan matanya.. tangannya naik memeluk leherku.. tanganku
memeluk bahunya dan merapatkan buah dadanya ke dadaku..kamipun berciuman
dengan mesranya.. desahan dan rintihan halus terdengar memenuhi gubuk
itu.. sesekali kulepas bibirnya dan ku kecup kupingnya seraya
membisikkan kata-kata mesra.. "Aku sayang kamu Ria.. kamu cantik
sekali.." kemudian kulanjutkan ciumanku dengan kuluman lidahku dalam
mulutnya.. Maria ternyata cukup mahir dalam hal cium mencium.. ia
melumat habis bibirku dan menjelajah bersih seluruh rongga mulutku..
masih sambil menciumi bibirnya.. perlahan-lahan kubaringkan dan......
kutindaih tubuh sintal Maria dengan tubuh tegapku sehingga buah dadanya
yang besar itu serasa hendak pecah tergencet oleh dadaku.. dengan cepat
kuturunkan celana dalamku sehingga penisku seakan meloncat keluar dan
berdiri tegak mencari tempat berlabuh.. dengan lembut kubimbing tangan
kanan Maria ke selangkanganku dan kugenggamkan penis gemukku itu di
tangannya.
Sambil menggigit dan mengecup bibirku, mata perempuan itu mendelik
ketika tangannya memegang raksasa kecil di selangkanganku itu..tangannya
secara refleks mulai bergerak maju-mundur..maju-mundur.. my god..
nikmatnya.. betapa nikmatnya kocokan seorang anak perawan yang ibunya
pun sering kusetubuhi.. kedua tanganku turun ke pinggang Maria dan
dengan cepat menurunkan CD nya.. tiba-tiba Maria meronta, tangannya
melepaskan penisku dan berpindah menahan CD nya agar tidak diturunkan..
ia melepaskan bibirnya dari ciumanku dan dengan nafas tersengal-sengal
ia mendesah "mas Rafi.. j..jangan mass.. Ria takut keterusan.. Ria
takuut... Ria belum siaap..." Aku mengecup kening dan pipinya dengan
penuh kasih sayang.."sh..sh..sh..sh..sh.... jangan takut sayang.. ibumu
mengalami hal ini 3 tahun lebih dulu dari usiamu yang sekarang.. dan dia
ngga menyesal kan?" "Oke..kalau begitu kita akan bermain tanpa
mengganggu keperawananmu.. aku akan memasuki hanya kalau kamu minta..
setuju??" Ria tersenyum lega dan mencium bibirku. Tangannya kembali
mengocok penisku dan akupun dengan leluasa menurunkan CD nya..
akhirnya... Kaami berdua bergumul dengan penuh nafsu dalam keadaan
telanjang bulat...
Maria mulai menggelinjang-gelinjang histeris "Ouww.. maaaass..
maaaasss.. gellliiihhh aouww.." .. terutama bila kugesekkan penis
raksasaku ke klit nya. Untuk menambah kenikmatan gesekan itu.. Maria
mengangkat kedua pahanya sehingga kepala penisku menusuk-nusuk klitnya
yang....ya ampuuun...sudah sangat bengkak itu... tiba-tiba kurasakan hal
yang aneh di kedua pahaku...ya ampuuun.. lintah-lintah kurang ajar itu
ternyata dengan santainya masih menikmati darahku.. Kuhentikan
kegiatanku "Ria.. tolong aku ya?? Tolong buang lintah-lintah di
kakiku.." Ria tertawa seraya mendorong badanku ke samping "Ya
ampun..mas.. saking asyiknya Ria jadi lupa.." "Kamu ngerasa asyik Ria ?"
tanyaku memancing. Mariia tertunduk sambil tersenyum lalu menganggukkan
kepala. "Pernah ngerasain asyik yang seperti ini dengan orang lain ?
Pancingku lagi.. c'mon Fi.. cut it out.. it's none of your business..
tapi aku penasaran mendengar jawabannya.. sambil masih terus menunduk
Maria menggelengkan kepalanya.. tampak ia menggigit bibirnya tanda
menahan rasa malu.. yessss so I am the first time.. yessss.... to be the
first selalu memberikan kebanggaan tersendiri... yesss .. (dasar
laki-laki !! first time aja diributin !!). Aku berbaring sambil
mengangkang, mata Maria tak bisa lepas dari penis gemukku yang masih
berbaring tegak dengan kepalanya yang nyaris menyentuh puser.
Tangannya menaburkan garam di tubuh lintah-lintah sialan itu.. dan tak
lebih dari semenit, binatang menjijikkan itu sudah pada berjatuhan.
Maria melemparkannya jauh-jauh.. lalu langkah berikutnya ? Maria
mendekatkan mukanya ke arah selangkanganku perlahan-lahan.. semakin
dekat.. semakin dekat.. dan terasa paha bagian dalam kaki kiriku di
sedot.. setelah beberapa saat ia berpindah meneyedot bekas gigitan
lintah di kaki kananku.. ketika itu kugesekkan penis raksasaku d pipinya
..tiba-tiba ia melepaskan sedotannya lalu membaringkan kepalanya di
atas penisku lalu seraya memejamkan mata ia membelainya dengan pipi
kanan dan kiri.. seperti sedang menyayangi anak kucingnya.. lalu ia
menciumi dan menjilati batang penisku dari arah testis keatas..terus ke
atas.. perlahan tapi pasti terus ke atas... sejenak ia berhenti di urat
di bawah kepala penisku dan menggigitnya.."Yaaaahhh..ouwww Ria..
enaknya.. belajar dari mana kamu..?" "movie.." jawabnya pendek dan
seketika itu juga ia membuka mulutnya lebar-lebar dan mengamblaskan
seluruh penisku ke dalam mulutnya... sungguh kasihan melihat Maria di
saat itu.. ia persis seperti seorang anak yang memasukkan 2 buah pisang
ambon ke dalam mulutnya... besar sekali.. Kemudian ia menaikkan
kepalanya naik.. turun..naik.. turun.. tiba-tiba naik-turun, naik-turun,
kebih cepat lagi..lebih cepat lagi... aku bangkit duduk dan membelai
punggung mulus Maria, yang dilanjutkan dengan meremas kedua buah dada
besar anak gadis itu terasa benar kenyanya di telapak
tanganku.."Mmmmhhh..Emhhhhh...Emhhhhhhh" ia menjerit-jerit sambil terus
mengulum ketika kuperas keras-keras kedua buah dadanya... tiba-tiba aku
berbaring kembali, namun tubuhku kupindahkan sedemikian rupa sehingga
wajahku tepat berada di bawah vaginanya..yess 69 position.. dan...
kubenamkan wajahku dalam hutan lebat milik perawan ini.. Aku menjilati
seluruh bagian bibir luar maupun dalam vagina Maria..
Perempuan itu menggelinjang-gelinjang dengan dasyat di atas perutku. Ia
juga tak menolak ketika kuselipkan lidahku ke dalam vaginanya..semakin
dalam.. semakin dalam.. lalu dengan lidah ditegangkan aku menggerakkan
mukaku maju-mundur di bawah vagina Maria. Perempuan itu sungguh-sungguh
sedang dalam puncak birahinya sehingga ia benar-benar lupa diri..
satu-satunya hal dalam benaknya adalah.. kepuasan seksual.. apapun itu
namanya... Kugulingkan kembali Maria, lalu kutindih tubuh sintalnya..
kembali kuciumi kuping dan lehernya.. mata Maria tampak terpejam dan
kulihat ia sudah mengangkangkan pahanya seakan menanti sesuatu.. aku
agak ragu-ragu melihat sikapnya itu.. tapi tak ada salahnya mencoba..
kuarahkan kepala penisku ke dalam vaginanya. Kutempelkan di pintunya
yang sempit itu.. tak ada perlawanan.. hanya rintihan penantian yang
menggairahkan.. "mas.terus masss..." aku mulai memasukkan penisku ke
dalam vagina sempit itu.. 1 cm..3 cm.. 5 cm.. Maria menggigit bibir.. ia
menghayati betul masuknya penisku centi demi centi... 7 cm..
"aaaaahh....." 10 cm... "aaaAAAHH..." dan...16 cm
.."AAAAAAAAHHHHH..."BLESSSSS.. amblas sudah keperawanan Maria.
Tampak darah segar meleleh dari vaginanya dan membasahi bivak di bawah.
Maria menggigit bibir..alisnya berkerut..expresinya menunjukkan ia
sedang merasakan kesakitan... buah dadanya yang bergeletar kesana kemari
kuremas dan kusedot... tiba-tiba aku mulai menggenjot penisku keluar
masuk vagina Maria.. "aaahhhh..mas...aduh enaknyah..aduh
enaknyahhh..aaaahhhh.." Maria menjerit-jerit histeris mirip tantenya
Atika. Gerakanku semakin cepat dan semakin cepat.. tiba-tiba kurasakan
otot-otot vagina Maria berkontraksi.. seluruh tubuh wanita itu
menegang..
Maria memelukku dan mencium bibirku erat-erat...Juga pinggulnya berputar
semakin cepat.. Aku semakin cepat menggenjot penisku.. makin cepat..
makin cepat.. tiba-tiba kurasakan sesuatu menyemprot dari penisku...
"RIIIAAAAAA..." "mmas RAFIII...AAAAAAHH..."
crat..crat..crat..crat...crat..... aku menembakkan spermaku seraya
menerima siraman air panas dari vaginanya. Kami terhempas setelah
mengarungi samudera birahi penuh nafsu ini. Maria memejamkan matanya.
Tampak ada air mata meleleh di ujungnya.. "Ria bahagia mas...Ria puas.."
Kami saling bercumbu mesra sambil berpelukan selama kurang lebih lima
belas menit, sebelum memutuskan untuk menggunakan baju lembab dan
meneruskan perjalanan ke Batu Sumur. Survey itu sukses, dan aku sempat
sekali lagi bersetubuh dengan Maria disebuah motel di Bogor sebelum
kembali ke rumah.
Sampai bulan ke 6, aku menjalani kehidupan sex yang paling
mengggairahkan selama hidupku. Setiap minggu aku harus menyetubuhi at
least mbak Eva dan anaknya Maria... juga Atika bila suaminya berlayar..
Sesudah bulan ke-6 aku kembali ke Jakarta. Hubunganku dengan Maria
berlanjut hingga kini. Mbak Eva hanya tau bahwa kita pacaran, tanpa tahu
bahwa hubungan kami sudah seperti suami istri. Semenjak aku menjalin
hubungan serius dengan Maria, aku berhenti berhubungan sex dengan mbak
Eva. Janda cantik itu setahun kemudian menikah dengan seorang duda tanpa
anak. Atika melahirkan seorang anak hasil hubungannya denganku. Namun,
suaminya hanya tahu bahwa itu adalah anaknya. Atika mendapatkan sensasi
yang luar biasa karena bisa memperoleh anak dari bukan suaminya. Sensasi
ini berupa perasaan dendam yang terbalas. Aku hidup bersama dengan
Maria yang tak pernah mengetahui hubunganku dengan ibu dan
tantenya...dan aku menghentikan petualangan sex ku setelah Maria ada di
sisiku..at least sampai hari ini... entah besok, atau lusa..
No comments:
Post a Comment